Webinar ini diadakan oleh Dompet Dhuafa pada 7 Oktober 2021 dengan pembahasan Hijrah & Kebangkitan Ekonomi Berbasis Wakaf. Kegiatan dibuka dengan sambutan oleh Hendri Saparini selaku Bendahara Yayasan Dompet Dhuafa, yang membahas sekilas tentang perekonomian saat ini dan potensi dari wakaf.


Acara dilanjutkan dengan materi dari Prof. Dr. Raditya yang membahas hijrah ekonomi berbasis wakaf. Dijelaskan oleh beliau bahwa ruang lingkup wakaf sangat luas seperti infrastruktur, pangan, pendidikan, energi, dan kesehatan. Jika lahan pertanian dan kebutuhan operasional dipenuhi oleh wakaf. Maka pembiayaan akan lebih rendah sehingga petani diuntungkan. Dijelaskan pula potensi wakaf dalam wilayah universitas, menurut beliau akan luar biasa jika setiap universitas memiliki lembaga wakaf yang dananya dapat dikelola untuk berbagai kebutuhan seperti sarana prasarana, beasiswa, gaji pegawai dan lain-lain. Dijelaskan juga potensi wakaf pada sektor healthcare, energi, dan crowdfunding.


Materi selanjutnya disampaikan oleh Dr. Ahmad Juwaini yang membahas optimalisasi pengembangan wakaf untuk mendukung pembangunan ekonom nasional. Diawali dengan penjelasan berbagai model wakaf di dunia. Ada yang terpusat pada masyarakat, ada yang diserahkan pada pemerintah daerah, ada yang terpusat pada satu organisasi, dan ada yang sistem wakaf telah dihilangkan dari peraturan negara tetapi aset-aset wakaf masih ada di negara tersebut. Dijelaskan beliau bahwasannya wakaf mengandung dimensi sosial dan komersil. Dimensi sosial yaitu ketika penyaluran dari wakif dan hasil maukuf ‘alaih. Namun, di dalam pengelolaan wakaf sebenarnya secara komersil.

Dijelaskan juga isu-isu tentang pengelolaan wakaf di Indonesia dari awareness, R&D dan teknologi, Regulasi dan kelembagaan, hingga sumber daya manusia. Kemudian dijelaskan perkembangan wakaf di Indonesia masih banyak yang tidak aktif. Jadi ada lahan wakaf yang saat ini belum dimanfaatkan dengan baik. Menurut beliau yang dibutuhkan adalah kreativitas dalam penggunaan lahan wakaf. Dan untuk mengembangkan kreativitas ini dibutuhkan lembaga penjamin wakaf sebagai ekosistem penunjang. Masih membahas tentang ekosistem pengembangan wakaf dijelaskan ada empat masalah yang ingin diselesaikan yaitu literasi dan edukasi, tata kelola nazir, Digitalisasi, dan optimalisasi pengelolaan.

Pemateri terakhir yaitu Risyad Tri Setiaputra yang menjelaskan fintech syariah sebagai pendorong ekonomi syariah di dunia. Diawali dengan indeks ekonomi islam global di mana Indonesia terdapat di peringkat 4 di bawah Malaysia, Saudi Arabia, dan UAE. Membahas tentang potensi pasar fintech islam di Indonesia, Indonesia memiliki potensi sebesar $2.9 Miliar. Dijelaskan tentang competitive advantage Indonesia, dibandingkan dengan negara-negara timur tengah PDB Indonesia masih di bawah negara-negara timur tengah. Namun, dari segi adopsi produk keuangan syariah, Indonesia mengungguli negara-negara timur tengah.


Dijelaskan mengapa Malaysia menempati urutan pertama dalam indeks keuangan islam global. Hal ini dikarenakan kontribusi pemerintah atau regulator sangat kuat. Sedangkan Indonesia memasuki lima besar dikarenakan memiliki populasi muslim terbesar dan memiliki inovasi fintech syariah yang maju. -mmr

KULIAH TAMU

FILSAFAT EKONOMI ISLAM STUDI PADA ZISWAF

Pada hari Rabu, tepatnya tanggal 29 September 2021, pukul 18.00. Departemen Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, mengadakan kuliah tamu yang mengundang salah satu narasumber terbaik di bidangnya, yakni PROF.Dr. Zakaria Bahari sebagai Director of center for Development Managemen studies (ISDEV) Universiti Sains Malaysia. PROF.Dr. Zakaria Bahari juga merupakan lulusan dari National University of Malaysia program PhD dan M.A. (economics), dan Universitas Hasanuddin dengan gelar  B.Soc.Sc (Hons).

Dalam pemberian materi oleh narasumber kali ini, dipandu oleh moderator Bu Dian Filianti, salah satu staf pengajar di departemen ekonomi islam fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Airlangga. Kuliah tamu yang dihadiri kurang lebih dari 50 orang ini berjalan dengan lancar dari awal hingga akhir. Dala pemaparan materi oleh PROF.Dr. Zakaria Bahari, beliau menjelaskan bahwa latar belakang ekonomi islam merupakan suatu hal yang berdasarkan dengan tuntutan agama sebagai ibadah, dan hukumnya yakni fardhu kifayah. Disisi lain, 1,7 juta penduduk muslim di dunia rata-rat masih tergolong pada masyarakat miskin dan berhadapan dengan masalah pembangunan dan ekonomi. Oleh karena itu, menurut beliau penghapusan riba serta perkara-perkara  yang bertentangan dengan kegiatan muamalah islam harus dihapuskan, karena dengan begitu dapat menekan tingkat kemiskinan serta mendorong laju ekonomi yang progresif. Tetatpi, sistematika ini juga menurut beliau harus ada dukungan yang kuat, terutama dari pihak pemerintah di negara-negara islam, seperti Indonesia dan Malaysia. Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwasannya sudah banyak riset yang membuktikan mengenai teori ZISWAF yang dapat menanggulangi dan mengentas kemisikinan disebuah wilaytah atau negara.

Dalam paparannya, PROF.Dr. Zakaria Bahari juga menyebutkan definisi ekonomi islam menurut beberapa ahli diantaranya adalah,

Amir Moh. Al- Faysal Al-Su’ud – “ Satu ilmu wasilah (alat) yang digunakan oleh manusia untuk memenuhi segala hajat individu dan masyarakat sesuai dengan peraturan  syariah.”

M.A Manan, 1982 – ‘ Sains sosial yang mengkaji permasalahan ekonomi masnusia yang dijiwai dengan nilai-nilai islam.”

Selain itu, PROF.Dr. Zakaria Bahari juga menjelaskan urgensi tentang ZISWAF serta dampak positifnya bagi pertumbuhan ekonomi suatau negara. Dalam sesi materi oleh beliau ini memakan waktu 60 menit, dan selanjutnya disusul sesi tanya jawab oleh peserta kuliah tamu pada malam hari itu. Dsalam sesi ini banyak peserta yang mayoritas merupakan dosen aktif di departemen ekonomi islam, fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Airlangga, bertanya aktif serta memberikan feedback yang cukup baik terhadap materi yang sudah disampaikan oleh narasumber. Sesudah itu ,sampailah dipenghujung acara kuliah tamu bersama PROF.Dr. Zakaria Bahari, dan acara berjalan lancar lalu ditutup dengan sesi foto bersama dan doa.

Festival Ekonomi Syariah Regional Jawa

8th East Java Economic Forum 2021

Mendorong Ekonomi Syariah sebagai sumber pertumbuhan baru dan mendorong percepatan pemulihan perekonomian Jawa Timur.

Acara pada hari senin, 28 September 2021 dibuka dengan sambutan dari Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Prof. Dr. Dian Agustia, Dra.,Ak.,M.Si.,CMA.,CA dan dari ketua ISEI cabang Surabaya koordinator Jawa Timur, Dr. Eko Purwanto, SE, M.SI,.

Pada acara kali ini mengundang dua narasumber yakni Prof. Dr. Raditya Sukmana SE., MA dan Abu Amar Fauzi, S. S., M. M. Diawali dengan materi oleh Prof. Raditya Sukmana yang membahas Optimalisasi Wakaf dalam Percepatan Pemulihan Ekonomi Jawa Timur. Dalam pemaparannya menjelaskan tentang potensi-potensi aset di Jawa Timur yang dapat dioptimalkan menggunakan wakaf seperti garis pantai Jawa Timur yang dapat digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik bertenaga gelombang laut.



Dijelaskan pula bahwa beliau mengusulkan untuk memperbaiki berbagai komoditas dari sisi pricing menggunakan wakaf. APBN sudah kewalahan digunakan untuk pembangunan negara. Dengan menerapkan wakaf untuk melakukan pembangunan melalui masyarakat, maka dampaknya akan luar biasa. Perbandingan pembiayaan tidak berbasis wakaf dengan pembiayaan  berbasis wakaf terletak pada hasil yang akan dibagi pada pemberi dana. Pembiayaan berbasis wakaf menghasilkan biaya 0% untuk waqif karena ini berbasis wakaf. Dengan biaya yang lebih rendah output dari pihak penerima pembiayaan atau UMKM bisa lebih rendah. Dengan kata lain dapat menghasilkan produk dengan harga yang kompetitif.

 

Materi kedua disampaikan oleh Bapak Abu yang membahas tentang upaya digitalisasi untuk mendorong ekonomi dan keuangan syariah di Jawa Timur. Dijelaskan bahwa ada tiga dimensi peran digitalisasi yaitu inklusi bisnis, optimasi bisnis, dan aktivasi bisnis. Digitalisai di Indonesia belum lah merata, ada yang dapat beradaptasi dengan perubahan ini. Adapula yang terkendala karena perubahan ini, seperti mahalnya biasa internet atau wifi, jaringan yang tidak stabil dan kurangnya pengetahuan tentang dunia digital.

Bapak Abu menjelaskan solusi untuk Indonesia terkait masalah di atas yaitu meningkatkan konektivitas  dalam bentuk pembangunan serta pembenahan infrastruktur serta membentuk kompetisi yang sehat antar provider internet.

Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencetuskan program Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI) yang resmi dibuka pada Jumat (26/21) sebagai upaya untuk mendukung program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka.

Program KMMI akan diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi yang bekerjasama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), yang nantinya akan diikuti oleh mahasiswa aktif tingkat sarjana yang terseleksi berdasarkan persyaratan yang berlaku.

Perlu diketahui, bentuk pelaksanaan dari program KMMI berupa pelatihan atau Short Course untuk mengembangkan soft skill ataupun hard skill yang pembelajarannya dilakukan secara online ataupun offline.

Universitas Airlangga (UNAIR) salah satu Perguruan Tinggi di Indonesia yang telah menerapkan program KMMI. Seperti halnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada Prodi Ekonomi Islam menyelenggarakan pelatihan “Pasar Modal dan Investasi Syariah” yang diharapkan bisa menambah kemampuan mahasiswa untuk lebih bersaing ketika terjun didunia kerja. Karena pelatihan ini menjadi bentuk pembelajaran alternatif serta memperkuat dan menambah kompetensi mahasiswa.

Pelatihan yang dilaksanakan oleh prodi Ekonomi Islam pendaftarannya telah dibuka selama ± satu minggu dari hari Kamis, 19 Agustus 2021 sampai hari Sabtu, 28 Agustus 2021. Tak pelak, kegiatan tersebut sangat diminati oleh mahasiswa. Dengan kuota 80 mahasiswa yang nantinya akan mengikuti kegiatan pelatihan untuk mendukung program KMMI Kemendikbud-RI.

Tak hanya itu, pendaftaran yang sangat singkat mampu menarik perhatian tersendiri. Selama ± satu minggu proses pendaftaran mampu memecahkan rekor, sebanyak 1138 mahasiswa yang mendaftar dalam kegiatan ini. Akan tetapi, dengan minimnya kuota yang harus terpenuhi, maka panitia merelakan 1058 mahasiswa untuk mencoba kegiatan KMMI lainnya yang diselenggarakan oleh UNAIR.

Berdasarkan standart pelatihan Program KMMI yang telah ditentukan panitia, maka panitia akan tetap memilih 80 mahasiswa terbaik yang memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku untuk mengikuti kegiatan ini. Tentunya, dengan antusias mahasiswa yang tinggi maka mahasiswa tidak perlu risau karena kegiatan pelatihan ini akan tetap dilaksanakan pada tahun berikutnya.

Pada hari Jumat, 7 Mei 2021 telah dilaksanakan "Webinar Nasional Wakaf Produktif" via zoom yang dihadiri oleh beberapa tokoh dan narasumber yaitu Mohammad Nuh selaku Ketua Badan Pekasana Badan Wakaf Indonesia, K. H. Ma’ruf Amin selaku Wakil Presiden Republik Indonesia, Perry Warijiyo selaku Gubernur Bank Indonesia, dan Erick Thohir selaku Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah serta para narasumber yaitu Oni Sahroni, Imam Teguh Saptono, Bobby P. Manulang, Murniati Mukhlisin serta Raditya Sukmana sebagai Moderator.

Acara ini dibuka dengan sambutan dari Mohammad Nuh yang membahas era baru atau kebangkitan Perwakafan Nasional. Dinyatakan oleh beliau bahwa era baru ini ditandai dengan Tumbuhnya kesadaran kolektif lintas struktur sosial untuk berwakaf, menggunakan teknologi blockchain dalam mengelola wakaf, Kesadaran dalam mengelola aset wakaf berbasis good waqf governance, diversifikasi harta waqf yang kini tidak harus waqf tanah, melainkan bisa dengan instrumen lainnya.

Sambutan berikutnya diberikan oleh Pahala Mansury selaku Ketua enam MES. Menyampaikan harapan kedepan untuk kita semua dapat menigkatkan literasi dan kontribusi kepada wakaf. Sambutan ketiga disampaikan oleh Perry Warjiyo. Beliau mengambil teladan bahwa pembangunan di masa Rasul dan sahabat terdapat kontribusi melalui wakaf. Oleh karena itu, beliau mengajak partisipan semua untuk melaksanakan pembangunan dengan potensi wakaf produktif. Sambutan terkahir disampaikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, K. H. Ma’ruf Amin. Memberikan arahan kepada seluruh pihak untuk bersinergi dan meningkatkan potensi wakaf produktif.

wqf3

wqf1

wqf2

Bertepatan pada hari Sabtu,tanggal 29 Mei 2021.Biro Departemen Ekonomi Islam fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga bersama Biro Keuangan Himpunan Mahasiswa Ekonomi Islam Unair menyelenggarakan webinar “Investalk” dengan judul materi “Learn First Then You Earn”. Dalam acara ini yang berkesempatan menjadi pembicara adalah Mang Amsi, sosok hebat dibalik platform @syariahsaham. Dan untuk memandu acara ini hingga selesai ada moderator yang siap menemani Mang Amsi pada kesempatan ini, yakni Ibu Puji Sucia Sukmaningrum S.E.,CIFP. Beliau merupakan salah satu staf pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.

Narasumber kali ini yakni Mang Amsi merupakan founder platform @syariahsaham, dan sekaligus guru bahasa arab di MAN 3 Cianjur. Selain itu, beliau juga menulis buku yang telah diterbitkan oleh gramedia, serta sering pula diundang di beberapa acara sebagai pemateri investasi saham syariah. Pada awal acara beliau memaparkan tentang prosentase serta jumlah penduduk Indonesia yang didominasi oleh generasi Z atau milenial. Hl ini pula yang menjadikan tingkat investasi saham syariah yang tercatat pada bursa efek meningkat dalam setahun ini sejumlah 80%. Sedangkan rata-rata pertumbuhan investor saham syariah selama 2016-2020 adalah 65% setiap tahunnya. Pada data yang ia paparkan juga menggambarkan indeks pertumbuhan saham syariah yang lebih unggul di masa pandemi ini dibanding dengan saham konvensional. Selain itu, pada tahun 2020 jumlah saham syariah di indeks bursa efek tercatat juga meningkat, dan sebesar 75% saham yang ada merupakan saham syariah. Selain dari saham syariah, aspek lain dalam investasi syariah seperti obligasi,reksadana syariah dan sukuk, setiap tahunnya mengalami pertumbuhan yang sangat baik.

Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa investasi syariah telah digandrungi di masa sekarang, terutama oleh milenial dan kaum muda. Berdasarkan data yang beliau ambil dari Global Islamic Finance Report 2019, menempatkan Indonesia di posisi pertama sebagai negara dengan indeks keuangan syariah terbaik di dunia pada tahun 2019.Hal ini berdasarkan pertumbuhan keuangan syariah Indonesia yang sangat pesat, ditambah pula dengan bonus demografi di Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain, misalnya Arab Saudi, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Dan tidak hanya cukup disitu, Indonesia juga meraih penghargaan dari global islamic finance award yang menjadikan Indonesia sebagai negara Best Islamic Capital Market di tahun 2019 dan 2020.

Dalam perkembangan keuangan dan investasi syariah di Indonesia, ada  beberapa kendala yang dihadapi. Diantaranya, minimnya tingkat literasi dan tingginya tingkat keminderan dalam berinvestasi. Padahal, tujuan investasi ini adalah menunda keinginan hari ini untuk mendapatkan kenyamanan di masa depan. Selain itu, dalam berinvestasi syariah juga mempunyai landasan hukum yang pasti, diantaranya yakni dalam surat Al-Baqarah ayat 282, serta surat Yusuf ayat 7. Serta dikuatkan dengan fatwa DSN  MUI nomor 20 tahun 2001, nomor 40 tahun 2003, nomor 80 tahun 2011,dan nomor 135 tahun 2002. 

Dalam webinar ini, Mang Amsi juga menjabarkan secara rinci perbedaan antara investasi secara konvensional dengan investasi syariah. Mulai dari segi tujuan,pengelolaan, return,pengawasan,akad,transaksi,serta penempatan instrumen. Tetapi sebelum melakukan investasi syariah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah, tujuan investasi, waktu atau rentan investasi, dan pengalokasian aset tersebut. Dan dalam investasi syariah, tidak hanya terdapat saham syariah saja, tetapi ada sukuk, reksadana syariah,P2P lending,dan masih banyak lagi. Tetapi beberapa instrumen tersebut memiliki variasi risiko dan return berbeda pastinya.

Selain menjabarkan pertimbangan dan hal-hal apa saja yang dilakukan sebelum memulai berinvestasi syariah, Mang amsi juga memberi penjelasan bagaimana tahapan untuk memulai berinvestasi syariah. Yang pertama, dengan mendatangi bursa efek( bisa secara langsung atau secara online). Yang kedua yakni membuka rekening efek, lalu yang ketiga langsung bisa melakukan transaksi secara online atau secara langsung. 

Dalam berinvestasi syariah, Mang Amsi menjelaskan 7 hal mengapa harus memilih investasi syariah. Yang pertama karena amanah,lalu berkah, ada keuntungan, deviden, efisien, memajukan filantropi,pertumbuhan pasar modal yang sangat menjanjikan.  Tetapi disisi lain, investasi syariah juga memiliki kekurangan, diantaranya adalah, capital loss, tidak ada pembagian dividen, keluar dari daftar efek syariah,suspensi perdagangan,delisting saham, serta likuidasi.

Setelah hampir satu jam menjabarkan materinya, Mang Amsi melanjutkan sesi berikutnya, yakni sesi tanya jawab yang dipandu oleh bu. Puji selaku moderator pagi itu. Dalam sesi tanya jawab ini peserta terlihat sangat aktif dan bersemangat dalam menyampaikan pertanyaan kepada Mang Amsi sebagai Narasumber. Setelah sesi tersebut, berakhirlah webinar pagi itu dengan lancar, dan semoga materi yang disampaikan oleh narasumber dapat bermanfaat untuk kita semua, Aamiin.

Perbankan dan keuangan Islam telah menjadi alternatif bagi masyarakat akibat tingkat komersialisasi dan penggunaan suku bunga yang lebih tinggi oleh perbankan dan lembaga keaungan konvesional. Adanya perkembangan dalam lembaga islam mendorong para akademisi untuk melakukan penelitian tentang keberadaan dan perkembangan perbankan dan keuangan syariah.

Pertumbuhan literatur perbankan syariah meningkat berlipat ganda sejak tahun 1983. Sebesar 2.874 dokumen telah terindeks Scopus. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan penelitian terkait keuangan syariah termasuk pasar saham syariah dan keuangan mikro syariah telah meningkat secara signifikan. Maka dari itu, kami melakukan 3 proyek untuk melacak dan mengidentifikasi perkembangan literatur dari waktu ke waktu untuk membantu tren penelitian dan menentukan arah penelitian di masa yang akan datang. 

Pada perbankan Islam terdapat banyak tema besar yang diambil pada penelitian, yaitu Risiko dan Regulasi Perbankan Syariah, Stabilitas Bank Syariah dan Konvensional, Tata Kelola Perusahaan, Paradigma Perbankan Syariah, dan Efisiensi Bank Syariah. Dari yang kami ketahui, terdapat beberapa artikel populer dikutip. Tiga artikel tersebut membahas terkait perbedaan perbankan syariah dan perbankan konvensional dari perspektif yang berbeda.

 

Artikel yang paling banyak dikutip membahas terkait perbedaan perbankan syariah dengan perbankan konvensional dari segi orientasi bisnis, efisiensi, kualitas aset, serta stabilitas. Artikel ini dikutip sebanyak 498 kali. Penelitian bank syariah ini diharapkan dapat mengadaptasi atau menemukan pendekatan baru yang lebih tepat dan akurat. Penting untuk menemukan kumpulan data yang unik dan berkualitas tinggi yang membuka implikasi untuk penelitian keuangan konvensional.

Kemudian pada sisi pasar saham syariah, terdapat 4 sub tema yang diambil yang terdiri dari keterkaitan antara saham syariah dan pasar konvensional dan komoditas dalam krisis, kriteria standar penyaringan syariah, kinerja saham syariah, dan korelasi antara pasar saham syariah dan variabel makroekonomi. Pengutipan artikel paling banyak berjudul: “Risk and Return Characteristics of Islamic Equity Funds”. Artikel ini dikutip sebanyak 149 kali. Jumlahnya tidak berbeda jauh dengan artikel dua terbesar yang dikutip sebanyak 143 kali yang berjudul: “Investigation of Performance of Malaysian Islamic Unit Trust Funds: Comparison with Conventional Unit Trust Fund”. Diharapkan, penelitian selanjutnya membahas berbagai data indeks saham Islam pada tingkat sektoral sebagai perbedaan perilaku tingkat sektoral saham Islam serta melibatkan para sarjana dari berbagai negara untuk mengungkapkan hasil penelitian yang kuat yang mewakili perspektif global yang komprehensif.

Selanjutnya pada sisi keuangan mikro syariah, pembahasan populer yang diambil terdiri dari 8 sub tema. Seperti produk dan biaya, efisiensi, pengembangan, dan lain-lain. Artikel dengan jumlah terbanyak dikutip berjudul: “Social and financial efficiency of Islamic microfinance institutions: A Data Envelopment Analysis application”. 

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan melibatkan Baitul Mal dan organisasi komersial lainnya di tingkat pemerintah untuk mendirikan lembaga keuangan mikro syariah serta peran pengawasan dalam pembiayaan mikro syariah yang memastikan bahwa keuangan sedang digunakan secara efektif dan pembayaran tepat waktu. 

Tepat pada tanggal 10 Mei 2021 dan bertepatan tanggal 27 Ramadhan 1442H. Departemen EkonomiI Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga menyelenggarakan webinar Muslimah yang bertemakan“ Keseimbangan Peran Rumah Tangga dan Karir”. Webinar ini  mengahdirkan nara sumber yakni salah  satu guru besar di Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya (UINSA) yakni Prof.Dr.H.Ahmad Zahro, MA. Dan dimoderatori langsung oleh ketua departemen Ekonomi Syariah FEB Unair, yakni Dr. Sri Herianingrum, SE.,M.Si.

Dalam webinar ini, Prof Ahmad Zahro pada mulanya mengkaji tentang fiqih islam yang menempatkan wanita dan laki-laki dalam pembagian harta waris dan aqiqah yang berbeda. Tetapi,jika dikaji lebih mendalam ucap beliau, sesungguhnya nominal atau angka dalam keadilan tidak harus sama,karena keadilan itu harus sesuai dengan porsinya. Kemudian selanjutnya beliau menjelaskan tentang wanita karir,lalu beliau menceritakan kisah Rasulullah SAW yang pada waktu itu memperbolehkan Siti Khadijah untuk berdagang. Bahkan dagangan Khadijahpun menjadi salah satu komoditas terbesar pada zamannya. Dan hasil dari bisnis Khadijah sebagaian besar digunakan untuk membiayai Rasulullah SAW dalam berdakwah.

Dijelaskan pula pada surat Al-Baqarah ayat 228 yang artinya “Dan mereka (para perempuan) mempunyai hak seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut. Tetapi para suami mempunyai kelebihan di atas mereka. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”. Serta pada surat An-Nisa’ ayat 32 yang artinya “Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” . Disampaikan pula oleh bapak Ahmad Zahro bahwasannya dari ayat Al-Qur’an tersebut dapat diambil poin jika lelaki dan perempuan, masing-masing mempunyai hak untuk kesuksesan sediri-sendiri tergantung dengan usahanya, dan pastinya harus disertai do’a dan tawakkal kepada Allah.

Dalam webinar tersebut, bapak Ahmad Zahro juga menyebutkan bahwa sebenernya dalam Islam wanita sangat dimulyakan, tercatat juga dalam sejarah islam yang mencerminkan bahwa islam adalah agama yang sangat memulyakan perempuan. Salah satunya dengan adanya surat An-Nisa’ yang artinya perempuan. Kemudian beliau juga sempat menyiggung sedikit perkara poligami dalam islam, yang mana lelaki diperbolehkan menikahi hingga 4 orang wanita dengan berbagai syarat tentunya.

Kemudaian setelah narasumber menyampaikan materi, moderator mebuka Tanya jawab bagi peserta webinar. Dalam kesempatan ini peserta webinar sagat aktif dalam meberipertanyaan guna mengkaji lebihdalam pembahasan tersebut. Dalam sesi ini juga, bapak Ahmad Zahroh mengemukakan bahwa ketika wanita berumah tang dan berkarir, sosok suami juga harus bisa mengimbanginya,dan bagiamanapun prihal nafkah adalah tetap kewajiban suami. Oleh karena itu, wanita yang berumah tangga dan berkarir harus bisa memusyawarahkan terlebih dahulu dengan suami tentanghal ini, pastinya untuk menghindari permasalahan yangmungkin timbul kedepannya. Dalam hal ini beliau juga menekankan jika hak dan kewajiban suami dan istri harus benar-benar seimbang.

Webinar Kemuslimahan 1

Setelah sesi Tanya jawab, acara webinar disudahi dan ditutup dengan sesi foto bersama dan ditutup dengan do’a. Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar tanpa ada kendala dan peserta terlihat sangat terkesan dengan materi yang dibawakan oleh narasumber. (Auvi/DES)

Pada hari Sabtu, 8 Mei 2021, departemen Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga mengadakan Kuliah Tamu Manajemen Bank Syariah dengan tema “Pengembangan Digital Banking Perbankan Syariah” dengan dua pembicara, Kindy Miftah, S.E., M.Si dan Syaifullah Asyik, ST., MM. Acara dibuka oleh MC dan sambutan oleh Dr. Sri Herianingrum, S.E., M.Si, ketua Prodi Ekonomi Islam UNAIR. Kemudian acara diserahkan kepada Moderator, Bapak Denizar Abdurrahman Mi’raj, S.EI, M.SEI., Dosen Departemen Ekonomi Islam Universitas Airlangga.

Kemudian penyampaian materi yan dibawakan oleh Bapak Kindy Miftah, S.E., M.Si, Assistant Vice President Sharia Retail and Business Banking Analytics. Dalam materinya, beliau menyatakan bahwa Indonesia sebenarnya menduduki peringkat satu dunia dalam penggunaan aplikasi transportasi online (65%), pemesanan online (71%), dan aspek lainnya. Perbankan Indonesia memang bukan nomer satu dalam banking dan finansial, tapi perkembangannya tergolong baik dan positif. Oleh karena itu, digitalisasi perbankan sudah menjadi sebuah keharusan, bukan lagi opsional.

Sistem digital sebenarnya sudah ada 10 tahun lalu pada tahun 2011, akan tetapi baru booming 5 tahun terakhir. Bahkan sekarang sudah mulai muncul Bank Online, yaitu bank yang layanannya full online. Beliau juga menyatakan bahwa Bank Syariah sudah bisa bersaing dengan Bank Konvensional.

Pada era yang serba digital seperti saat ini, mobile banking tidak akan berkembang apabila ekosistem digital tidak berkembang. Sedangkan Bank Syariah semakin solid di retail banking, siap melayani ekosistem digital. Pak Kindy juga menyampaikan kunci sukses digitalisasi perbankan Syariah, yaitu: continual improvement, data analytics, promotion, build up ecosystem.

Kemudian pemateri kedua, Bapak Syaifullah Asyik, ST., MM., Direktur Utama BPRS Bakti Artha Sejahtera Sampang Perseroda, membawakan materinya. Beliau menyampaikan bahwa perbankan digital itu tidak hanya tentang bank-bank umum besar seperti BNI, BRI, BSI, Maybank, dan sejenisnya, akan tetapi juga tentang bank BPRS yang dekat dengan masyarakat swasta ke bawah.

Dokumentasi Digital Banking12

Bank BPRS masih memiliki banyak kekurangan dan ketertinggalan dari bank-bank umum akibat beberapa faktor, seperti belum bisa transfer ke bank lain, akan tetapi pihak BPRS akan berusaha lebih baik lagi untuk mengejar ketertinggalan. Salah satu faktornya adalah keadaan masyarakat yang masih gagap teknologi dan belum bisa secepat masyarakat kota dalam memahami teknologi. Strategi yang dilakukan BPRS agar bisa berkembang adalah harus bersinergi dengan saling memperkuat BPRS BAS Sampang dengan Bank Umum. Beberapa bank umum yang bekerja sama dengan BPRS adalah Bank Permata Syariah, Bank Muamalat, dan Bank Danamon Syariah. Beliau bermimpi BPRS memiliki system yang sama dengan Bank Umum suatu hari nanti.

Dokumentasi Digital Banking11

Setelah sesi tanya-jawab, ada penyampaian closing statement dari dua pemateri. Salah satu yang disebutkan beliau adalah usulan mengenai mata kuliah tentang perbankan digital agar berbanding lurus kerjasama antara insudtri dan perkuliahan tentang mata kuliahnya. Setelah itu closing statement oleh Ibu Sri Herianingrum dan ditutup oleh MC. (Fath/DES)

Pada hari Senin, 1 Mei 2021, CIES (Centre of Islamic Economics Studies) menyelenggarakan sebuah webinar kepenulisan sebagai CIES Research Exploration ekslusif hanya untuk para anggota CIES saja. Tema yang dibawakan adalah “Pengenalan Riset dan Metodologi Penelitian” dengan pembicara oleh Bapak Bayu Arifianto, Ph. D., Kepala Program Studi Ekonomi Islam Universitas Airlangga.

pak Bayu acara CIES

Acara dimulai jam 09.00 dengan pembukaan oleh MC serta pembacaan ayat suci al-Qur’an. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Panitia Pelaksana yang banyak menyampaikan terima kasihnya kepada pihak-pihak yang berpartisipasi, dan pembacaan SOP peserta oleh MC agar peserta dapat mengikui webinar dengan sebaik-baiknya.
Acara selanjutnya yaitu materi yang disampaikan oleh Pak Bayu. Beliau menyampaikan bahwa abstrak adalah intisari artikel yang harus memuat tujuan penelitian, metode penelitian, penemuan utama, serta implikasi lain atau uji ketahanan. Para reviewer dalam penulisan sebuah karya ilmiah, melihat kepada poin tertentu, yaitu; alasan/motivasi meneliti, research gap, inovasi, uji ketahanan, implikasi, dan cerita dari manuskrip.
Sedangkan pernyataan esensial untuk sebuah artikel ilmiah yang pertama adalah orinilalitas, yaitu apakah yang diteliti oleh penulis merupakan sesuatu yang mutakhir atau baru. Kemudian yang kedua, hubungan literatur terdahulu, apakah penulisannya masih berhubungan atau berkaitan dengan jurnal-jurnal sebelumnya. Yang ketiga, metodologi yang dipakai sudah sesuai, benar, dan cocok atau belum dengan penelitian yang dilakukan. Yang keempat, hasil dan konklusi bersifat positif atau tidak. Kemudian yang kelima adalah implikasinya menjembatani teori dan gap atau tidak.

Dalam materinya, Pak Bayu juga menyampaikan tips-tips menulis manuskrip:
1. Melihat standar jurnal internasional dalam menulis
2. Alur penulisan menarik dan baik
3. Memuncukan motivasi, research gap, dan novelty
4. Perbanyak artikel terdahulu yang berkaitan dengan menuskrip yang sedang ditulis
5. Data dan olah data yang benar
6. Menemukan banyak implikasi dan kontribusi
7. Mengacu kepada research question
8. Meringkas dan memoles bagian yang dipisah
9. Tambahkan literatur dari jurnal nereputasi


Usai penyampaian materi, MC mempersilahkan Pak Bayu untuk menyampaikan pesan kepada para CIESer. Pesan yang beliau sampaikan adalah harus tetap religius dan ilmiah dalam melakukan segala aktivitas dan professional. Kemudian MC menyimpulkan dari materi yang dibawakan oleh Pak Bayu, dan acara ditutup dengan foto bersama serta closing statement dari MC. (Fath/DES)

Pada hari Ahad, 2 Mei 2021, pihak Departemen Universitas Airlangga menyelenggarakan workshop manajemen aset dan liabiliti Syariah dengan tema “Peta Persaingan Bank Syariah dan Strategi ALMA (Asset and Liability Management) 2021”. Workshop dimulai pukul 08.30 oleh Ibu Lina, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga sebagai Moderator dalam acara. Sambutan dibawakan oleh Ibu Sri Herianingrum, akan tetapi diwakilkan oleh Bapak Sulistya Rusgianto dari departemen Ekonomi Islam Universitas Airlangga.

Dalam sambutannya, Bapak Sulistya menyebutkan bahwa ALMA tidak kekang oleh zaman, dan seiring berubahnya zaman dan teknologi, maka ALMA juga akan berubah sedikit demi sedikit. Seharusnya dalam konsep Syariah, mismatch antara aset dan liabiliti lebih mudah.

Kemudian dilanjutkan oleh materi yang disampaikan oleh Bapak Kindy Miftah, Sr.Manager Syariah Business Banking Analytics. Beliau menyebutkan bahwa ALMA merupakan jantung dari dunia perbankan. Melihat kepada jumlah bank Syariah di Indonesia yang tetap di angka 24 dikarenakan adanya konversi dan spin-off sejumlah bank Syariah, bahwa perbankan Syariah mengalami pertumbuhan. Jika dilihat dari segi jumlah aset dari tahun 2010 dengan nominal 97,5 triliun dan profit 1,3 triliun dibandingkan dengan tahun 2020 yang mencapai aset 593 triliun dan profit 5,5 triliun, pertumbuhan yang terjadi tampak dengan sangat positif. Pak Kindy juga menyampaikan bahwa pada 10 tahun terakhir, dari segi produk, fitur perbankan Syariah lebih advance dan dapat pricing bersaing dengan perbankan konvensional yang besar. Sebuah pernyataan menyatakan bahwa perbankan Syariah masih bisa terus tumbuh ke depannya, maka PR bagi kita semua bagaimana perbankan Syariah mencapai ranah nasional secara portofolio untuk menjadi lebih baik lagi.

Workshop ALMA 1

Dalam materinya, Pak Kindy menyampaikan bahwa BSI sebagai bank Syariah terbesar saat ini telah menguasai 40% dari market sharing perbankan, yang mana persaingannya bukan dengan sesame bank Syariah lagi, akan tetapi dengan bank-bank besar konvensional. Bank Syariah sendiri dari segi CASA (Current Account Saving Account) dan CoF (Cost of Funds) pertumbuhannya sudah cukup tinggi. BSI memiliki potensi di segmen atas berkualitas.

Adapun strategi ALMA 2021 sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Kindy yang pertama adalah dengan Rebalancing FDR. FDR perbankan Syariah menyentuh level terendah sepanjang sejarah sehingga harus terus menjaga dengan ketat keseimbangan pertumbuhan pembiayaan dengan portofolio dana mahal.

Kemudian yang kedua adalah menjaga Cost of Funds agar stabil dan mengikuti tren. Di tengah recovery pembiayaan yang perlahan, menjaga CoF tetap stabil lebih utama daripada mengupayakan NIM yang optimal. Bank Syariah harus memilah mana dana yang dipertahankan juga sembari mengikuti tren suku bunga. Kemudian yang ketiga adalah fikus dana murah jangka panjang. Fokus biaya untuk promosi dibanding biaya dana (bagi hasil/bonus). Pengembangan produk dan customer base digital secara agresif.

Workshop ALMA 2

Setelah penyampaian materi, closing statement berupa pesan dari Pak Kindy untuk para peserta. Isi pesan beliau adalah kita harus berupaya dalam pertumbuhan perbankan syariah khususnya pada market sharing. Semuanya bergerak mendukung keuangan Syariah agar ke depannya menjadi lebih baik lagi. Kemudian statement yang kedua disampaikan oleh Pak Sulistya. Isi pesan beliau adalah mari kita semua bersiap untuk mendukung pertumbuhan perbankan Syariah. Beliau juga menyampaikan bahwa mahasiswa Universitas Airlangga bukan disiapkan agar bisa langsung kerja, akan tetapi bagaimana mereka bisa beradaptasi dengan cepat.

Acara workshop ditutup dengan sesi foto bersama dan ditutup secara resmi oleh Ibu Lina selaku Moderator acara. Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar tanpa ada kendala dan beliau berterima kasih atas partisipasi aktif dari para peserta di akhir closing-nya. (Fath/DES)

Acara Boosting Halal Industry Trough Information Technology Pada Kamis, 22 April 2021 mengundang dua pemateri yaitu Ibu Hastining Bagyo Astuti atau lebih dikenal sebagai Bu Naning, selaku Vice President Telkomsel, dan Ibu Ririn Tri Ratnasari selaku Head of Center for Halal Industry Digitalization.

Dr. Sulistya Rusgianto selaku Moderator pada acara Webinar Boosting Halal Industry Through Information Technology                                      Dok: DES

Dalam kesempatan ini Ibu Naning memberikan wawasan tentang bisnis dan teknologi. Beliau menyatakan bahwa tingkat konsumsi digital mengalami kenaikan yoy 2018-2019. Selain itu, mewabahnya Covid-19 juga mempercepat adopsi digital di banyak bidang.

Dokumentasi Halal indus

Ibu Naning pada kesempatan pemaparan Digitalization Halal Industry                                               Dok: DES

Menurut Ibu Naning, ada empat tantangan terbesar bisnis:

  1. Staying innovative
  2. Menyediakan keamanan di berbagai platform dan pengguna
  3. Efisiensi, dan
  4. Mengumpulkan, mengolah, dan memanfaatkan Customer Experiences

Dokumentasi Halal indus 3

Dr. Ririn Tri Ratnasari memberikan insight future research dalam bidang Halal Industry                              Dok: DES

Pada sesi berikutnya, Ibu Ririn menjelaskan beberapa hasil penelitian terkait perkembangan industri halal. Dijelaskan oleh beliau bahwa, nilai konsumsi muslim mencapai 3,2 triliun dolar. Perkembangan industri halal yang paling signifikan adalah kosmetik halal dan farmasi serta fashion juga memiliki propek yang bagus.

Ibu Ririn juga menambahkan kalau diharapkan indonesia tidak hanya menjadi konsumen tetapi juga menjadi produsen sehingga tercipta halal ekosistem. Peran halal industri sangat berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi indonesia. Harapannya dari halal behavior menjadi halal lifestyle.

Selain itu, Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi acuan jangka panjang. Dari SGDs itu bisa mendapatkan healty food, halal lagi baik. Langkah nyata Poin SGDs ini adalah adanya halal sertification. Bagaimana kita meningkatkan awareness dan attention sehingga menciptakan halal ecosystem.

Sesi akhir dilanjutkan dengan Ice Breaking, yang menambah keseruan pemberian materi dan serangkaian acara Webinar yang digelar oleh Departemen Ekonomi Syariah. (Mua/DES)

Dokumentasi Halal indus 4