Judul : Information Overload and Communication Overload on Social Media
Exhaustion and Job Performance
Authors :
1. Prof. Dr. Anis Eliyana, SE., M.Si.
2. Shochrul Rohmatul Ajija, SE.,M.Ec.
3. Dr. Ahmad Rizki Sridadi
4. Anis Setyawati
5. Alvin Permana Emur
Departemen : Management
Journal Name : Systematic Reviews in Pharmacy
Kind of Journal : Scopus Q2
Keywords : Communication Overload; Information Overload; Job Performance;
Quality Job; Social Media Exhaustion

Kemajuan teknologi berubah lebih cepat, terutama dengan perkembangan perangkat seluler. Aksesibilitas yang mudah ini, ketika digunakan di tempat kerja, dapat berdampak positif dan negatif. Seperti yang kita ketahui tempat kerja adalah suasana dimana seorang individu melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan bidangnya. Yu et al., (2018) lebih lanjut mengklaim bahwa tidak semua tempat kerja memberikan kemudahan bagi seorang karyawan untuk menggunakan ponsel saat bekerja. Hal ini dikarenakan pengelola atau pemilik perusahaan tidak ingin kemudahan akses internet menghambat kinerja karyawan. Pada dasarnya, orang dengan pekerjaan yang sama mungkin memiliki tingkat keberhasilan yang berbeda saat melakukan tugas (Wisniewski & Dutton, 2011), membuat peran mereka di tempat kerja seringkali berbeda.
Sebuah studi Nucleus Research menemukan bahwa akses penuh ke Facebook di tempat kerja mengakibatkan penurunan kinerja sebesar 1,5%. Individu yang terlalu bergantung pada media sosial tampaknya memiliki perasaan negatif yang pada akhirnya dapat meningkatkan techno-stress dan memicu penurunan kinerja (Brooks, 2015). Hal ini sesuai dengan penelitian Yu et al., (2018), yang mencatat bahwa penurunan kinerja sebagian besar disebabkan oleh kelelahan media sosial. Yu et al., (2019) mengatakan kondisi ini muncul ketika seorang karyawan menggunakan media sosial secara berlebihan selama jam kerja. Akibatnya, karyawan tidak dapat bekerja secara efisien dan optimal. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Lee (2016), yang mencatat bahwa ketika seseorang menerima informasi yang melebihi kemampuannya, mereka mungkin merasa lepas kendali dan mengalami kelelahan di media sosial. Kelelahan media sosial tidak hanya dipengaruhi oleh informasi yang berlebihan, tetapi juga oleh komunikasi yang berlebihan (Zhang et al., 2016). Studi tersebut menunjukkan bahwa akan ada kontak yang dianggap tidak perlu ketika seseorang berinteraksi dan berbicara terus-menerus, atau dalam terminologi, gagasan itu disebut komunikasi yang berlebihan.
Bukalapak merupakan salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia, bahkan merupakan salah satu dari empat unicorn yang berbasis di Indonesia. Bisnisnya yang banyak dilakukan secara online telah membawa konsekuensi bagi karyawannya untuk aktif dan intens terhubung ke internet. Bukalapak menggunakan strategi pemasaran secara online yang membutuhkan perhatian yang lebih besar. Bahkan, untuk mempercepat kemajuannya, Bukalapak menerapkan strategi pemasaran masif dengan memperbanyak iklan untuk membujuk lebih banyak orang agar membuka Lapak (toko online) dan menjadi pembeli (www.deerham.com). Oleh karena itu, karyawan lebih berpotensi mengalami Social Media Exhaustion.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari Information Overload dan Communication Overload pada Social Media Exhaustion dan Job Performance pada karyawan bagian pemasaran Perusahaan Bukalapak. Hasil penelitian menyatakan bahwa Information Overload serta Communication Overload berpengaruh positif dan signifikan terhadap Social Media Exhaustion, selanjutnya Social Media Exhaustion, Information Overload dan Communication Overload berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Job Performance.
Artikel selengkapnya silahkan kunjungi :
https://www.sysrevpharm.org/articles/information-overload-and-communication-overload-on-social-media-exhaustion-and-job-performance.pdf