MARHABAN yaa Ramadhan, Selamat datang bulan Ramadan. Alhamdullillah tahun ini adalah tahun kedua, umat muslim merasakan kebebasan, setelah dua tahun menahan diri untuk merayakan kegembiraan beribadah di bulan penuh berkah. Pada dua 2021 dan 2022, umat Muslim selama Ramadan, selain berpuasa juga harus menahan diri melaksanakan ibadah dengan harus berjarak alias tidak berkumpul.
Hal itu tentu membuat kemeriahan bulan suci yang selama ini ditemukan tidak ada. Contohnya salat tarawih berjamaah di masjid, kehadiran pasar takjil, acara buka puasa bersama, dan mudik pun harus diatur sedemikian rupa. Bahkan merayakan hari kemenangan Idul Fitri di kampung halaman pun terpaksa ditunda karena Pandemi Covid-19.
Bulan Ramadan merupakan momentum bagi sebagian orang yang memiliki jiwa wirausaha. Hal tersebut sangat beralasan, terutama bisnis kuliner, mengingat permintaan pasar yang sangat tinggi. Tentunya menjadi peluang pasar yang menjanjikan. Para pelaku usaha pun memanfaatkannya. Maka, persaingan pasti akan tinggi.
Jika demikian, bagaimama memanfaatkan momentum Ramadan dengan tepat, agar bisnis kuliner yang dijalankan dapat meraup keuntungan?
Pembahasan selain produk, terdapat faktor zona waktu yang juga berperan penting untuk menunjang kesuksesan bisnis kuliner.
Pada saat bulan suci Ramadan produk kuliner yang dicari konsumen umumnya gorengan, makanan siap saji, kue–kue kering, makanan beku (frozen) yang siap disajikan pada saat berbuka puasa, makan sahur. Tak lupa minuman–minuman segar pelepas dahaga setelah 12 jam berpuasa seperti kolak pisang, es cendol, es buah dan minuman berbahan dasar buah (seperti jus).
Namun, menjual produk kuliner di bulan Ramadan juga harus memperhatikan zona waktu. Puasa Ramadan terdiri atas 29 hari maka dibagi atas zona 10 hari pertama, 10 hari pertengahan, dan 9 hari terakhir atau menjelang Hari Raya Idul Fitri. Menyesuaikan jenis produk kuliner yang dijual dengan zona waktu tersebut juga akan membantu dari sisi penggunaan modal usaha.
Zona 10 hari pertama adalah masa–masa penyesuaian dalam berpuasa. Orang cenderung “sedikit” royal dalam memenuhi kebutuhan kulinernya. Produk yang dicari adalah aneka minuman, gorengan, makanan untuk buka puasa. Peluang bisnis terbuka bagi produsen siap saji (frozen food) yang menyasar ibu rumah tangga, mahasiswa, atau karyawan yang tinggal di kos-kosan. Mereka kerap mengutamakan kepraktisan dalam menyediakan hidangan buka puasa maupun sahur.
Perhatikan pula konsumen yang memiliki anak yang sedang belajar berpuasa. Pada masa ini orang tua akan memotivasi anaknya untuk belajar menjalankan puasa. Oleh karena itu disiapkan pula produk–produk makanan untuk segmen pasar anak–anak.
Bagaimana dengan para pemula bisnis atau wirausaha “dadakan”? Apakah dapat memanfaatkan momentum ini? Tentunya sangat terbuka.
Tidak perlu membuat sendiri, bisnis reseller makanan frozen terbuka lebar. Selain bagi konsumen langsung, terbuka lebar penawaran paket hampers edisi khusus Ramadhan yang berisi hidangan untuk berbuka puasa dengan sasaran perorangan atau perusahaan–perusahaan yang ingin mengirimkan pada keluarga atau klien perusahaan.
Zona 10 hari pertengahan umumnya orang sudah mulai terbiasa. Pekan ini ditandai dengan munculnya keinginan untuk berbuka puasa bersama bersama kerabat maupun keluarga di luar rumah. Sehingga, jumlah pembeli takjil umumnya akan mulai berkurang. Permintaan “hampers” berisi hidangan buka puasa mengalami peningkatan.
Bagi yang memproduksi kue–kue kering, saat itu adalah momentum yang tepat untuk melakukan penawaran produk. Penawaran dapat berupa pre-order maupun penawaran langsung karena produk sudah ready, hanya tinggal mengirimkan.
Zona 10 hari terakhir atau menjelang Hari Raya Idul Fitri, biasanya pada saat–saat itu produsen kuliner musiman yang tinggal di daerah dekat kampus, sekolah atau perkantoran, sudah mulai mengurangi jumlah stok. Sebab, potensi untuk penjualan akan berkurang seiring dengan banyaknya pembeli yang mudik ke kampung halaman. Banyaknya rumah makan atau warung makan yang tutup akan mendorong permintaan produk kuliner seperti minuman kemasan, kue-kue kering, cepat saji atau frozen food meningkat.
Bagi pengusaha katering, 10 hari terakhir adalah momen untuk menawarkan paket hidangan yang dapat dinikmati keluarga besar saat menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Namun, adakah peluang bisnis kuliner yang berpotensi di ketiga zona tersebut? Ada. Contohnya menyediakan takjil atau nasi bungkus yang ditawarkan pada para dermawan untuk buka puasa maupun sahur. Penawaran akan mendapatkan sambutan konsumen apabila disertai dengan layanan delivery ke tempat tujuan (tentunya juga menyertakan syarat dan ketentuan seperti minimal order dan jarak pengantaran).
Keseluruhan penjelasan tentang potensi peluang bisnis kuliner dengan memanfaatkan momen puasa Ramadan akan maksimal mendatangkan kepuasan bagi konsumen, jika didukung dengan pengetahuan dan perilaku khas konsumen selama Ramadhan. Tidak hanya itu, kualitas produk (mulai dari bahan baku, pemrosesan, hingga pengemasan) serta ketepatan waktu pengiriman juga menentukan.
Oleh karena itu, ekosistem dalam bisnis sangat perlu dijaga kualitasnya. Mulai dari supplier bahan baku dan pelengkap, kualitas dan kuantitas, tenaga kerja yang memproduksi, kecepatan dalam merespons pesanan dari konsumen, kejelasan dalam memberikan informasi, cara pembayaran hingga ketersediaan, dan pengaturan jadwal pengantaran oleh kurir hingga ke tangan konsumen.
Selamat berbisnis di bulan Ramadan, semoga berkah.
---
*) Tri Siwi Agustina, ketua Pusat Kewirausahaan dan Relasi Industri, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga