(FEB NEWS) Jumat, 1 September 2023, dari Aula Fajar Notonegoro, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) menyelenggarakan kuliah tamu bertajuk “Breaking Vicious Circle of Poverty with Education: Case in Malaysia”, dengan pemateri Prof. Dr. M. Firdaus, SP., M.Si - Atase Pendidikan dan Kebudayaan Perwakilan Republik Indonesia di Kuala Lumpur. Bertindak selaku moderator, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEB UNAIR - Prof. Rossanto Dwi Handoyo, S.E., M.Si., Ph.D. Acara dibuka oleh Dekan FEB UNAIR, Prof. Dian Agustia, S.E., M.Si., AK., CMA., CA. dihadapan lebih dari 150 mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis yang berasal dari jenjang sarjana, magister, hingga doktoral.
Prof. Firdaus menyampaikan begitu banyak fakta lapangan terkait kondisi pekerja migran Indonesia di Malaysia yang masih belum banyak diketahui. Pekerja migran yang selama ini dianggap sebagai penyumbang devisa negara ternyata menyimpan biaya sosial yang tinggi, meliputi risiko penyiksaan (torture), kekerasan seksual, AIDS, perceraian, dan lain sebagainya. Selain itu, banyak pula pekerja migran yang menikah tanpa dokumen legal sehingga memunculkan masalah structural stupidity sebagai akibat dari sulitnya akses pendidikan yang layak bagi anak-anak mereka, salah satu bukti nyata adalah banyaknya anak berusia 13 tahun yang buta huruf. Mengetahui hal ini, pemerintah Indonesia melakukan kesepakatan dengan Pemerintah Malaysia untuk memberikan akses pendidikan bagi anak-anak pekerja migran yang tidak memiliki dokumen sehingga pada tahun 2023 terdapat peningkatan sebesar 70% pada jumlah siswa baru.
Fakta lainnya adalah bahwa provinsi Jawa Timur menjadi kontributor utama pekerja migran Indonesia di Malaysia. Menurut Prof. Firdaus, faktor penarik utama bagi pekerja migran adalah selisih pendapatan yang diterima lebih tinggi daripada bekerja di dalam negeri. Padahal, Indonesia khususnya Jawa Timur memiliki potensi yang besar di sektor pertanian hanya saja tingkat pendidikan dan skill SDM-nya masih rendah sehingga menciptakan inovasi yang minim. Oleh karena itu, kedepannya pemerintah Indonesia berupaya memutus rantai kemiskinan pada pekerja migran ini dengan memberikan akses pendidikan yang layak bagi anak-anak mereka sehingga diharapkan dapat memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya.
Di penghujung acara, beliau berpesan kepada para mahasiswa untuk turut serta memutus rantai kemiskinan dan kebodohan dengan cara memberikan akses pendidikan yang layak bagi anak-anak yang kurang beruntung. Beliau meyakini bahwa pendidikan adalah jembatan untuk memunculkan inovasi-inovasi dan ide kreatif anak bangsa yang mampu mengantarkan pada perubahan yang lebih baik.
#kuliahtamu-atasedikbudperwakilanri-kl
#memutuslingkaransetankemiskinanmelaluipendidikan
#mengurangikemiskinan
#ayoberinovasiuntuknegeri
#smartfaculty
#smartuniversity
#febsatuunairhebat
#excellencewithmoralityuntukindonesia