(FEB NEWS) “Workshop Pembinaan UMKM Daerah” untuk para UMKM dengan materi “Strategi Digital dan Peluang Ekspor” oleh Untung Basuki - Kepala Bea Cukai Jawa Timur I, moderator Dr. Ika Yunia Fauzia, pada Senin, 26 Juni 2023 telah sukses digelar oleh Departemen Ekonomi Syariah FEB UNAIR berkolaborasi dengan IAEI (Ikatan Ahli Ekonomi Islam), dari Aula Fadjar FEB UNAIR pukul 13.00-17.00 WIB.
Untung Basuki, dalam materinya menjelaskan tentang tantangan UMKM di masa ketidakpastian. Beberapa diantaranya adalah kesulitan naik kelas, minim akses digitalisasi, sulit menembus pasar global, belum produktif atau yang berarti UMKM belum terlibat dalam rantai produksi sektor usaha menengah/dasar, dan kekurangan layanan finansial untuk membantu perkembangan usaha. Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi untuk pemberdayaan dan memperluas pasar produk lokal (UMKM) melalui ekspor.
Klinik Ekspor merupakan salah satu program dengan pemberdayaan Atase RI di Luar Negeri dan Kerjasama Atase Pemerintah Asing di Daerah sebagai kolaborasi dan orkestrasi Program Mandiri Pembinaan UMKM oleh BUMN dan Swasta Nasional. Program tersebut dapat membantu pemberdayaan UMKM untuk mempermudah ekspor. Seperti dalam Orkestrasi Klinik Ekspor, akan diberikan edukasi mengenai prosedur kepabeanan ekspor, pemahaman literasi mengenai peraturan dan ketentuan terkait ekspor, asistensi sebagai upaya memberi solusi atas kendala-kendala yang dialami, sosialisasi fasilitas kepabeanan dan prosedurnya, serta koordinasi dengan K/L dan instansi daerah terkait. Hasil dari program binaan tersebut, yaitu pada tahun 2022 sebanyak 12 UMKM di Wilayah Kanwil DJBC Jatim I yang berhasil ekspor mandiri dengan total nilai ekspor mencapai Rp12 Miliar.
Selain materi tentang program pemberdayaan tersebut, narasumber juga menyampaikan langkah mudah ekspor serta ketentuan Lartas Ekspor secara detail. Harapannya, banyak UMKM yang berkembang dengan ekspor mandiri sehingga dapat meningkatkan ekonomi Indonesia juga, terutama untuk wilayah Jawa Timur. Workshop ini berkaitan dan mendukung SDGs nomor 8, yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.