IN DEPTH INTERVIEW: POTENSI KERJA SAMA PEMBANGUNAN INTERNASIONAL (KPI), UNTUK PENGEMBANGAN INDUSTRI PRODUK HALAL BERSAMA DIREKTORAT POLITIK LUAR NEGERI DAN KERJA SAMA PEMBANGUNAN INTERNASIONAL, KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS REPUBLIK INDONESIA DENGAN DEPARTEMEN EKONOMI SYARIAH FEB UNAIR.
(FEB NEWS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR), pada Senin, 1 Maret 2021 telah menyelenggarakan acara In Depth Interview: Potensi Kerja Sama Pembangunan Internasional (KPI), untuk Pengembangan Industri Produk Halal, yang diselenggarakan secara luring di Aula Tirtodiningrat, Lantai 2 FEB UNAIR.
Acara ini diselenggarakan antara Direktorat Politik Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan Internasional, Kementerian PPN/BAPPENAS Republik Indonesia dengan Departemen Ekonomi Syariah FEB UNAIR.
(Kunjungan Direktorat Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional, Kementerian PPN/Bappenas RI untuk Departemen Ekonomi Syariah FEB UNAIR In Depth Interview: Potensi Kerja Sama Pembangunan Internasional (KPI), untuk Pengembangan Industri Produk Halal). Tampak dari kiri ke kanan: Dr. Sri Herianingrum, SE., M.Si. - Ketua Departemen Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga; Dr. Ir. Wisnu Utomo, M.Sc. - Direktur Politik Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan Internasional, Kementerian PPN/Bappenas RI; Priyanto Rohmattullah, S.E., M.A. - Perencana Ahli Madya, Direktorat Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional, Kementerian PPN/Bappenas RI; Dr. Wisnu Wibowo, SE., MSi - Wakil Dekan I FEB UNAIR).
Nampak hadir dalam acara tersebut, Dr. Ir. Wisnu Utomo, M.Sc. - Direktur Politik Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan Internasional, Kementerian PPN/Bappenas RI; Priyanto Rohmattullah, S.E., M.A. - Perencana Ahli Madya, Direktorat Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional, Kementerian PPN/Bappenas RI beserta staf. Sementara dari FEB UNAIR, hadir Prof. Dr. Dian Agustia., SE., MSi., Ak., CMA., CA. - Dekan FEB UNAIR; Dr. Sri Herianingrum, SE., M.Si.“ - Ketua Departemen Ekonomi Syariah FEB UNAIR; dan Dr. Muhamad Nafik Hadi Ryandono SE., M.Si. - Ketua Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi (BPBRIN) Universitas Airlangga.
Acara ini diselenggarakan sebagai upaya pemerintah, dalam hal ini Kementerian PPN/BAPPENAS Republik Indonesia, melalui Direktorat Politik Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan Internasional, guna merumuskan rekomendasi ke berbagai stakeholders untuk meningkatkan KPI bidang industri produk halal agar memberikan dampak ekonomi berkualitas.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Dian Agustia., SE., MSi., Ak., CMA., CA.“ Dekan FEB UNAIR, berterima kasih, telah menjadikan FEB UNAIR, sebagai salah satu tujuan/rekan dalam berdiskusi, dimana sebagaimana yg dikemukakan oleh Dr. Sri Herianingrum, SE., M.Si.“ Ketua Departemen Ekonomi Syariah FEB UNAIR, bahwa peran Akademisi Departemen Ekonomi Syariah FEB UNAIR, adalah Mewujudkan Visi Indonesia sebagai Pusat Ekonomi Syariah Dunia. Prof. Dr. Dian Agustia., SE., MSi., Ak., CMA., CA., juga menyampaikan bahwa FEB UNAIR juga sangat terbuka untuk mengadakan kerjasama lebih lanjut dengan Kementerian PPN/BAPPENAS RI.
(Dari kiri ke kanan : Dr. Ir. Wisnu Utomo, M.Sc. - Direktur Politik Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan Internasional, Kementerian PPN/Bappenas RI; Prof. Dr. Dian Agustia., SE., MSi., Ak., CMA., CA. - Dekan FEB UNAIR, dalam sambutan pada acara In Depth Interview: Potensi Kerja Sama Pembangunan Internasional (KPI), untuk Pengembangan Industri Produk Halal).
Dalam penjelasannya, Dr. Ir. Wisnu Utomo, M.Sc. - Direktur Politik Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan Internasional, Kementerian PPN/Bappenas RI, mengemukakan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan perencanaan-perencanaan, dimana diskusi yang paling intensif dilakukan akhir-akhir ini adalah mengenai pengembangan produk halal, yang saat ini mempunyai peluang yang cukup besar/pangsa pasar yang sangat luar biasa menjajikan. Sebagaimana yang menjadi tren saat ini, masyarakat telah memiliki kesadaran untuk mengkonsumsi produk halal (makanan & minuman, cosmetic, fashion, dll). Kesadaran tersebut juga membawa dampak pada kesadaran masyarakat akan pentingnya sertifikat halal untuk produk yang mereka hasilkan, sehingga kedepan juga dipandang perlu untuk melakukan penguatan sertifikasi halal melalui Badan Pengelola Jaminan Produk Halal (BPJPH) ; penguatan data; proses digitalisasi, dll.
Dr. Ir. Wisnu Utomo, M.Sc. juga menyampaikan masih adanya kendala-kendala yang di hadapai di dalam pengembangan produk halal sebagai contoh adalah bagaimana agar bisa mendapatkan bahan baku halal, yang baik dan murah, masih minimnya SDM yg terstruktur yang terkait dengan pengembangan produk halal, regulasi yang masih rumit, seingga perlu di kembangkan regulasi yang lebih efisien.
Maka dari itu peran dari FEB UNAIR sangatlah dperlukan terkait dengan potensi pengembangan-pengembangan produk halal di Indonesia, dan Dr. Ir. Wisnu Utomo, M.Sc., berpendapat bahwa pertemuan ini adalah sebagai langkah awal untuk diadakannya pertemuan-pertemuan selanjutnya. Hal tersebut sejalan dengan harapan dari Priyanto Rohmattullah, S.E., M.A., bahwa dirasa perlu untuk mendengarkan sudut pandang-sudut pandang dari Universitas untuk melihat potensi-potensi peluang akan pengembangan dari produk halal tersebut.
(Priyanto Rohmattullah, S.E., M.A. - Perencana Ahli Madya, Direktorat Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional, Kementerian PPN/Bappenas RI dalam sesi diskusi pada acara In Depth Interview: Potensi Kerja Sama Pembangunan Internasional (KPI), untuk Pengembangan Industri Produk Halal).
Dr. Sri Herianingrum, SE., M.Si., dalam paparannya membenarkan bahwa peluang pasar ekport untuk produk halal memang memiliki peluang yang cukup basar, sehingga agar Indonesia dapat menyamai kemajuan negara yang maju di industri halal tersebut, Dr. Sri Herianingrum, SE., M.Si. merekomendasikan beberapa upaya yang perlu untuk dilakukan, antara lain:
1. Clustering/Re-focusing Halal Product
Melakukan klastering produk halal dan fokus pada peningkatan pengembangan produk halal yang telah berdaya saing
2. integration of the regional halal industry based on uniqueness
Integrasi industri halal di tiap daerah sesuai dengan keunikan masing-masing
3. Halal Hospitality in Supporting Halal Tourism
Penyediaan akomodasi di tiap daearah, terutama hotel syariah yang halal, bersih, dan sehat.
4. Strengthening the Halal Ecosystem
Memperkuat ekosistem dari aktifitas produksi halal (halal supply chain) hingga konsumsi halal (halal foods, halal tourism, halal hotel, halal hospital, halal fashion dan berbagai halal lifestyle lainnya)
5. Digital Connectivity Dengan penerapan jarak sosial di seluruh dunia, konektivitas digital memainkan peran penting dalam memungkinkan e-commerce / m-commerce lintas batas. Untuk menghubungkan industri halal di berbagai daerah dan sektor
Kolaborasi Pentahelix dalam Penguatan Industri Halal, bisa dilakukan antara:koperasi / swasta, akademisi, media masa dan masyarakat.
(Dr. Sri Herianingrum, SE., M.Si. - Ketua Departemen Ekonomi Syariah FEB UNAIR, dalam paparannya pada acara In Depth Interview: Potensi Kerja Sama Pembangunan Internasional (KPI), untuk Pengembangan Industri Produk Halal).
Selain dari pada itu, Dr. Sri Herianingrum, SE., M.Si., memberikan rekomendasi mengenai kebijakan pemerintah dalam membangun industri halal, stimulus kerjasama pembangunan di bidang industri halal, juga Peran Akademisi dalam Mewujudkan Visi Indonesia sebagai Pusat Ekonomi Syariah Dunia (dalam kerangka tri-dharma perguruan tinggi berdasarkan Master Plan Ekonomi Syariah 2019-2024).
Sementara Dr. Muhamad Nafik Hadi Ryandono SE., M.Si. - Ketua Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi (BPBRIN) Universitas Airlangga, lebih focus memberikan penjelasan tentang peranan dari BPBRIN kepada masyarakat dalam prosesi inovasi hilisasi dan komersialisasi produk halal yang antara lain adalah; 1) Melakukan riset pengembangan dan 2) Melakukan Teaching Industri, seperti :a). Rumput Laut; b).Glukosamin, kolagen dll; c). Bovine Hidroksiapatit (BHA); d). Stem cell; e). Alergen; f).Artemea: Garam industri dan farmasi; g). Herbal fitofarmaka dan kosmetik halal; h). Teaching Farm.
Dr. Muhamad Nafik Hadi Ryandono SE., M.Si. - Ketua Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi (BPBRIN) Universitas Airlangga dalam paparannya pada acara In Depth Interview: Potensi Kerja Sama Pembangunan Internasional (KPI), untuk Pengembangan Industri Produk Halal).
Selain itu juga membahas tentang sektor industri halal di jawa timur dan sektor yang potensial kerjasama global seperti industri pariwisata, produk ukm, makanan, minuman, fashion, keuangan, hiburan dan media, farmasi, serta kosmetik; juga membahas tentang cara memberikan stimulus guna lebih meningkatkan pengembangan pertumbuhan produk-produk halal.
Diskusi yang sangat menarik sekali untuk terus dilakukan, mari bersinergi dengan hati untuk membangun negeri tercinta Indonesia.
FEB SATU
UNAIR HEBAT
EXCELLENCE WITH MORALITY UNTUK INDONESIA
DIWL