Kajian Fiqih Muamalah (KAFILAH 3) feat Amil Goes to Campus
AMIL GOES TO UNIVERSITAS AIRLANGGA
“URGENSI ZAKAT TERHADAP KESEJAHTERAAN EKONOMI UMAT”
Narasumber :
1. Drs. Syamsul Bahari (Kepala Kanwil Kementrian Agama Jawa Timur)
2. Muhammad Yusuf (Fozwil Jatim)
3. Abdul Ghofur (Direktur Mandiri Amal Insani)
4. Rizki Okto Priansyah (Direktur Eksekutif Laznas BSM)
5. Sofie Beatrix (Motivator dan Penulis Buku)
6. Agung Wicaksono (Presidium Nasional FoSSEI)
Amil Goes to Campus merupakan seminar tentang profesi amil dan zakat yang diprakarsai oleh Mandiri Amal Insani yang bekerjasama dengan Forum Silaturrahmi Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Nasional dan Association of Sharia Economics Studies (AcSES) telah dilaksanakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga pada tanggal 15 Mei 2018 kemarin. Mengusung tema “Urgensi Zakat Terhadap Kesejahtertaan Ekonomi Umat” acara dengan keynote speaker bapak Drs. Syamsul Bahri selaku Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, dan sesi talkshow oleh pembicara-pembicara yang kompeten dalam bidangnya diantaranya Muhammad Yusuf (Ketua Forum Zakat Wilayah Jatim), Abdul Ghofur (Direktur Mandiri Amal Insani), Erwin Setiawan (Fundrising Laznas BSM Umat), Agung Wicaksono (Presnas FoSSEI), serta Sofie Beatrix (motivator dan penulis buku).
Seminar Amil Goes To Campus yang berlangsung pukul 08.00 WIB hingga 13.00 WIB dengan 200an peserta yang hadir. Peserta didominasi oleh mahasiswa Universitas Airlangga dan sebagian peserta berasal dari mahasiwa perguruan tinggi yang tersebar di Jawa Timur. Selama kegiatan berlangsung terlihat antusiasme peserta sangat tinggi terlihat ketika akhir kegiatan banyak peserta yang semakin banyak tertarik dengan profesi amil.
Dalam kegiatan kali ini, peserta berkesempatan untuk mengenal lebih dekat tentang profesi Amil dan menggali lebih dalam lagi tentang potensi zakat yang belum sepenuhnya dioptimalkan di Indonesia. Pada umumnya banyak mahasiswa yang belum tertarik pada profesi amil karena dianggap belum memiliki masa depan yang cerah, selain itu banyak diantara mahasiswa yang belum mengetahui tentang potensi zakat yang merupakan salah satu instrumen moneter Islam.
Jumlah penduduk muslim di Indonesia mencapai 88% total penduduk Indonesia, sehingga apabila dikalkulasi potensi zakat di Indonesia sangatlah besar apabila dapat dikelola dengan baik. Namun pada saat ini potensi tersebut belum dapat dimaksimalkan karena banyak masyarakat yang belum sadar pentingnya zakat selain zakat fitrah, dan jumlah pengelola zakat yang masih rendah. Oleh karena itu diperlukan banyak sumber daya manusia yang berkompetensi untuk mengembangkan potensi zakat yang telah ada. “Sehingga pada suatu saat terdapat lembaga zakat yang besar dan profesional yang setingkat dengan kementerian dan mampu berkontribus ibesar terhadap perekonomian Indonesia” ucap Muhammad Yusuf.
Melihat berbagai potensi dan permasalahan tersebut, menurut Agung Wicaksono Peran mahasiswa untuk masyarakat adalah sebagai iron stock, agent of change, guardian of value, moral force, dan social controler. Mahasiswa dianggap figur yang paham akan pentingnya zakat, mekanisme zakat yang benar, sehingga mampu mensosialisasikannya pada masyarakat untuk terbentuknya penyaluran zakat yang dinamis demi mencapai terwujudnya peradaban zakat di Indonesia.
Di akhir sesi peserta mendapat motivasi dan semangat dari motivator serta penulis buku, Sofie Beatrix, beliau menyampaikan bahwa profesi apapun sebenarnya baik, namun terdapat beberapa profesi yang sangat baik karena dimuat dalam Al-qur’an yaitu profesi Amil zakat. Sehingga output yang dihasilkan dari acara ini adalah harapan panitia pelaksana serta seluruh pembicara bahwa kedepannya mahasiswa dan seluruh masyarakat lebih peduli tentang pengelolaan zakat di Indonesia sehingga mampu mengoptimalisasi seluruh potensi yang ada agar terwujud perekonomian islam yang maju dan beradab.