MENGGAPAI ASA DI KOTA DAENG
Kami (Dewi Nabilah Anwar & Tsanya El Karima) sama-sama merupakan seorang mahasiswa baru yang sedang menimba ilmu di jurusan Akuntansi, Universitas Airlangga. Bermula ketika kami mengikuti orientasi fakultas, kami sangat terpukau dengan prestasi yang telah ditorehkan kakak tingkat baik di kancah regional, nasional hingga internasional. Sehingga kami pun mencoba-coba menjadi satu tim untuk mengikuti lomba esai mahasiswa yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Makassar, karena juga ingin membanggakan almamater tercinta. Walau dengan tekad yang besar untuk membawa tugas suci yaitu membanggakan almamater tercinta, nyatanya kami tidak bekerja secara maksimal untuk mengikuti lomba ini. Hingga, pada tanggal 2 Oktober 2018 keajaiban terjadi. Kami dinyatakan lolos menjadi finalis dalam kompetisi ini bersama 14 universitas terkemuka di Indonesia yang lain. Kaget, merupakan reaksi pertama kami karena kami baru mengerjakan esai 6 jam sebelum deadline pengumpulan dan minimnya pengalaman kami mengingat kompetisi ini merupakan kompetisi esai pertama berskala nasional yang kami ikuti.
Tidak ingin luput dalam kebahagiaan, kami segera sadar bahwasannya kami masih harus mempersiapkan banyak hal untuk maju mempresentasikan esai kami di babak final. Sehingga kami langsung mempersiapkan diri sebaik mungkin agar perjalanan kami ke Makassar tidak sia-sia karena perjalanan yang jauh dan kompetisi yang cukup lama yaitu dimulai dari tanggal 17 Oktober hingga 21 Oktober 2018.
Rabu, 17 Oktober 2018
17 oktober 2018 merupakan pertama kalinya kami menginjakkan kaki di kota Daeng, Makassar. Hawa panas terasa sesaat setelah kami keluar dari bandara hasanuddin. Pertemuan pertama kami ialah dengan peserta dari IPB dan UNS, yang menyapa kami dengan ramah sambil bercerita mengenai pengalaman masing-masing ketika kami masih harus menunggu mobil penjemputan. Hari pertama di Makassar diisi dengan pembukaan (dibuka oleh dekan unismuh yang merupakan alumni universitas airlangga) dan technical meeting dan ditutup dengan harapan akan kemudahan di esok hari.
Kamis, 18 Oktober 2018
Hari kedua adalah hari eksekusi. Pada hari ini, kami harus mempresentasikan karya kami di hadapan teman-teman finalis dan para juri. Selain itu, kami juga diwajibkan untuk membuat poster yang nantinya akan dipajang di depan graha unismuh. Esai yang kami bawakan terinspirasi oleh masyarakat terdampak gang dolly yang masih kesusahan pasca penutupan lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara tersebut. Sesuai dengan hasil Technical Meeting kemarin, kami mendapatkan nomor urut pertama untuk mempresentasikan karya kami. Bahagia bercampur takut. Bahagia karena mendapatkan nomor urut awal sehingga tidak perlu berpikir keras lagi, dan takut karena presentasi kami akan disaksikan mahasiswa-mahasiswi hebat di seluruh Indonesia yang mana kami takut memberikan impresi yang jelek ketika presentasi nanti. Namun, syukur alhamdulillah, dengan kekuatan doa dan tekad, kami berhasil menyelesaikan presentasi dengan lancar tanpa hambatan apapun dan menyerahkan apapun hasilnya kepada Allah SWT.
Sesuai dengan agenda, selain presentasi, hari ini juga diisi dengan gala dinner di Rujab Walikota Makassar. Pada gala dinner ini, kami diwajibkan untuk menggunakan pakaian adat masing-masing daerah. Ada yang menggunakan pakaian adat lampung, ambon dan yang paling mendominasi adalah pakaian adat jawa. Perjalanan selama kurang lebih 30 menit menuju lokasi gala dinner diselingi dengan gelak tawa teman-teman finalis lainnya, yang terlihat lega karena telah melepas beban presentasi dan tinggal bersenang-senang menunggu pengumuman 3 hari lagi. Kegiatan gala dinner diisi dengan bercerita, menyampaikan kesan dan pesan, makan bersama serta yang pastinya berfoto untuk mengabadikan momen sekali seumur hidup ini. Berikut dokumentasi kami bersama finalis lainnya serta foto bersama kontingen airlangga yang lain.
Jumat, 19 Oktober 2018
Hari ketiga PIKIR 2018, kami mendapatkan kesempatan tidur lebih lama karena hanya terdapat satu kegiatan yaitu coaching idea yang membahas tentang hoax. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang setiap kelompoknya tidak boleh ada yang berasal dari universitas yang sama. Kami pun harus berpisah dan bergabung dengan kelompok masing-masing untuk membahas solusi apa yang tepat untuk menghadapi hoax di Indonesia. Diskusi berlangsung selama 30 menit dan cukup alot. Pasalnya, setiap orang di setiap kelompok memiliki latar belakang yang berbeda-beda sehingga memiliki pendapat yang beragam. Tapi sayangnya, panitia hanya menginstruksikan setiap kelompok untuk hanya memberikan satu atau dua solusi, tidak lebih. Sehingga perdebatan terjadi semakin sengit. Dari kegiatan coaching clinic ini, kami mendapatkan banyak ilmu baru dan pandangan baru. Berikut dokumentasi salah satu kelompok kami yang berasal dari Universitas Brawijaya, UNS, Universitas Pattimura dan IPB.
Sabtu, 20 Oktober 2018
Hari keempat merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh semua peserta. Bagaimana tidak? Jauh-jauh ke Makassar tanpa eksplor Makassar rasanya pasti hambar, maka Kun fa ya kun, Fieldtrip!!! Setelah berpusing-pusing ria selama dua hari, kami pun akhirnya bisa bersenang-senang ria. Kami bersama kak Irma dan Ria dari Universitas Pattimura, selalu berjalan bersama karena hanya mereka berdua yang membawa kamera untuk berfoto-foto,jadi ikut lah kita kemanapun mereka pergi dengan tujuan biar ada dokumentasi hehe. Dari Bantimurung ke Pantai Losari, banyak sekali pemandangan indah dan asri.
Hingga di penghujung waktu, kami menyempatkan diri datang ke toko oleh-oleh khas Makassar untuk membeli buah tangan bagi teman-teman di kelas yang sudah membantu selama proses sebelum keberangkatan lomba. Dan hari keempat pun ditutup dengan bahagia sambil masih berdoa untuk keajaiban di esok hari.
Minggu, 21 Oktober 2018
Hari terakhir sekaligus hari yang ditunggu-tunggu. Dimulai dengan seminar kewirausahaan dan diikuti serta ditutup dengan pengumuman pemenang lomba PIKIR 2018. Saat itu, kami bersama dengan PENS, UNS dan IAIN Salatiga tidak dapat mengikuti pengumuman pemenang lomba dikarenakan jadwalnya yang mendekati jam boarding, sehingga kami hanya dapat mendengarkan pengumuman melalui live report Instagram PIKIR 2018 serta informasi dari teman-teman finalis yang masih setia menunggu pengumuman di lokasi. Harap-harap cemas, ternyata kami akhirnya bisa membawa pulang best poster dan juara harapan 1 (selisih 0,5 poin dengan juara 3). Kami senang dan langsung menghubungi panitia untuk menitipkan piala serta hadiah lainnya ke kontingen airlangga yang akan menyusul ke bandara setelah pengumuman. Walaupun kami tidak dapat hadir di lokasi, namun syukur alhamdulillah masih ada mas wahyu dari fakultas sains dan teknologi yang mau mewakili kami yang tidak dapat hadir saat itu. Dari kompetisi ini, kami belajar banyak hal yang tidak diajarkan melalui kegiatan perkuliahan regular. Sehingga kami bersukur karena mendapatkan kesempatan yang luar biasa ini mewakili almamater tercinta, Universitas Airlangga.