Forum Mahasiswa Ekonomi Indonesia atau lebih sering disebut dengan FMEI adalah lembaga yang berperan sebagai pioneer dalam menghasilkan rekomendasi kebijakan bagi negara khususnya dilihat dari sudut pandang ekonomi. Terdiri dari 15 Anggota Universitas, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, Universitas Sebelas Maret, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Sriwijaya, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Diponegoro, Universitas Sumatera Utara, Universitas Mulawarman, Universitas Telkom, Universitas Airlangga, dan Universitas Kristen Satya Wacana. Saat FMEI yang diselenggarakan di UNMUL, terdapat tiga universitas yang berhalangan hadir karena satu dan lain hal, yaitu UI, IPB, dan UNSOED. Namun terdapat satu calon anggota FMEI yang hadir, yaitu dari UNNES.

 

Dalam setahun FMEI melakukan kongres temu fisik sebanyak 2 kali. Pada periode awal di tahun 2019, tepatnya pada tanggal 24 – 27 April 2019, pelaksanaan kongres temu fisik FMEI diselenggarakan di Universitas Mulawarman, Samarinda dengan tema Middle Income Trap. Yang pada kesempatan itu Universitas Airlangga berkesempatan mengirimkan 5 delegasi dengan rincian sebagai berikut :

  • Forum Ketua :     Muhammad Hanif Ichwanudin – Manajemen 2016
  • Forum Kastrat :     Arfan Maulana – Ekonomi Islam 2018

Adinda Pramesti – Akuntansi 2017

  • Forum Eksternal :     Rahmad Kurniawan – Ekonomi Pembangunan 2017

Sarah Hersa Amira – Manajemen 2018

Delegasi perwakilan UNAIR berangkat ke Samarinda pada tanggal 23 April 2019, sehari sebelum pelaksanaan kegiatan. Mengingat ketersediaan tiket keberangkatan ke Balikpapan yang disesuaikan dengan harga terendahnya. Kemudian delegasi UNAIR tiba di Samarinda sekitar pukul 9.30 WITA yang kemudian melanjutkan perjalanan ke Samarinda dan tiba sekitar pukul 14.30 WITA. Delegasi kemudian beristirahat dan melanjutkan dengan diskusi tim serta framing pada malam hari sebelum pelaksanaan kongres pada keesokan harinya.




Hari pertama kongres dilaksanakan pada 24 April 2019 dengan pembukaan yang dilaksanakan di Dekanat FEB UNMUL yang kemudian dilanjutkan dengan brainstorming dari INDEF dan perwakilan dari BI. Acara dilanjutkan dengan ishoma dan pengkondisian ke Hotel Royal Park kemudian acara dilanjutkan kembali sekitar pukul 20.00 WITA dengan Musyawarah Kecil tiap forum. Terdapat bahasan dan pelaksanaan yang berbeda di Musyawarah Kecil tiap forum yang nantinya akan ditinjau kembali di musyawarah besar yang salah satunya adalah untuk menghasilkan poin – poin yang akan di hasilkan sebagai bentuk rekomendasi kepada pemangku kekuasaan di Realisasi Tindak Lanjut. Berikut adalah Poin – poin rekomendasi hasil musyawarah besar kongres temu fisik FMEI pertama di UNMUL:

  1. Mendorong adanya keserasian regulasi antara pemerintah pusat dengan daerah terkait kemudahan investasi khususnya yang berasal dari dalam negeri.
  2. Memasifkan penyebaran informasi terkait platform UMKM berbasis digital yang sudah ada. Pemerintah memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat dan pelaku UMKM terkait digitalisasi.
  3. Mendorong reformasi pendidikan pada era industri 4.0 (edication 4.0) salah satu fokusnya adalah pemenuhan skill yang dibutuhkan lapangan kerja.
  4. Integrasi pariwisata berbasis infrastruktur dengan skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha.
  5. Mengoptimalkan peran sektor riil. Dalam 3 hal ini industri manufaktur, kreatif, pariwisata berbasis potensi Indonesia (agraris dan maritim)
  6. Penguatan dukungan pemerintah berupa kemudahan perizinan untuk peneliti yang ada di Indonesia dalam menyalurkan inovasi terbaru serta penggunaan dana Research and Development secara optimal sehingga output yang dihasilkan dapat digunakan di dalam negeri.
  7. Mengalokasikan Bantuan Luar Negeri secara efektif sebagai bentuk pendapatan.

Dari 7 rekomendasi di atas, UNAIR menyumbang satu rekomendasi yaitu pada poin ke-6.




Meskipun Realisasi Tindak Lanjut sudah dilakukan, namun pembahasan musyawarah besar ini belum juga berakhir karena masih ada beberapa pembahasan pokok yang belum diselesaikan diantaranya adalah Yakni bahasan tentang PRESNAS atau Presidium Nasional, AD/ART. Setelah melakukan musyawarah dengan waktu yang cukup lama, akhirnya tema untuk kongres temu fisik FMEI kedua di Universitas Airlangga nanti pun ditentukan, yaitu Restrukturisasi pajak Indonesia untuk meningkatkan tax rasio dalam mewujudkan akselerasi ekonomi Indonesia. Musyawarah besar pun harus kembali dihentikan sementara karena harus dilanjutkan dengan agenda selanjutnya, yaitu Gala Dinner. Gala Dinner ini dilaksanakan di Hotel Bumi Senyiur, Samarinda.


Musyawarah besar pun akhirnya dilaksanakan setelah dilaksanakannya Gala Dinner yang dimulai sekitar pukul 23.00 WITA. yang pada kesempatan kala itu materi Musyawarah Besar terkait pemilihan PRESNAS dari 3 forum yang ada. Yakni PRESNAS 1 mewakili Forum Ketua, PRESNAS 2 mewakili Forum Kastrat, dan PRESNAS 3 mewakili Forum Eksternal.

Melalui dinamika yang ada, dan pada momen itu delegator Universitas Airlangga juga sempat diajukan menjadi PRESNAS 1 namun dari yang bersangkutan tidak bersedia mengingat pada kongres selanjutnya Universitas Airlangga akan menjadi Koordinator Kongres sehingga diperlukan untuk lebih focus disana, maka didapat kesepakatan yang menjadi PRESNAS 1 adalah saudara Moh. Reza Munandar dari Universitas Mulawarman, PRESNAS 2 saudari Shinta Hircatanu. R. dari Universitas Gadjah Mada, dan PRESNAS 3 saudara Adhitya Kharisma dari Universitas Diponegoro. MUBES ketiga selesai pukul 02.30 WITA yang ditutup dengan penanda tanganan hasil kongres serta pengambilan sumpah PRESNAS terpilih.