msm dialogue  sharing 2025 feb(MSM NEWS) MSM Dialogue & Sharing 2025: Scholarship Talk merupakan salah satu program kerja strategis dari Himpunan Mahasiswa Magister Sains Manajemen (HIMA MSM) Universitas Airlangga. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi, memotivasi, dan menginspirasi mahasiswa dalam merencanakan pendidikan lanjut melalui jalur beasiswa.

Dirancang sebagai wadah berbagi wawasan dan pengalaman nyata dari para narasumber yang telah berhasil meraih beasiswa, kegiatan ini dikemas dalam format dialog interaktif dan sesi berbagi inspiratif. Acara diselenggarakan secara daring melalui Instagram Live akun resmi HIMA MSM (@himamsm.unair) pada 18 April 2025, pukul 19.00–20.00 WIB.

Mengusung tema "Scholarship Talk", acara ini tidak hanya membahas aspek teknis proses seleksi beasiswa, tetapi juga berfokus pada penguatan semangat mahasiswa untuk terus berkembang, bermimpi lebih tinggi, serta menyusun perencanaan pendidikan yang matang.

Adapun narasumber yang hadir merupakan sosok-sosok inspiratif yang telah menempuh perjalanan panjang dalam meraih beasiswa, dan dengan terbuka berbagi pengalaman mereka secara langsung kepada para peserta.

Narasumber pertama adalah St. Nurhikma Maulida, S.Psi., M.A., Dosen di Politeknik STIA LAN Makassar yang saat ini sedang menempuh studi doktoral sebagai penerima beasiswa LPDP. Berbekal latar belakang pendidikan di bidang Psikologi dan Magister yang relevan, ia memiliki keahlian dalam Manajemen Sumber Daya Manusia, Psikologi Industri dan Organisasi, serta Psikologi Sosial. Pengalamannya dalam dunia akademik serta perjalanannya memperoleh beasiswa menjadikannya narasumber yang kredibel untuk berbagi strategi dan motivasi dalam menempuh studi lanjut.

Narasumber kedua adalah Lia Febria Lina, S.E., M.Sc., Dosen Universitas Teknokrat Indonesia, yang saat ini sedang menempuh studi doktoral di bidang Ilmu Manajemen, konsentrasi Pemasaran, di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Ia merupakan penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) dari Kemendikbudristek, program beasiswa yang ditujukan khusus bagi dosen.

Dalam paparannya, Lia menekankan pentingnya persiapan yang matang sebelum mendaftar beasiswa, seperti memiliki Letter of Acceptance (LoA) dari universitas tujuan, mengikuti tes TOEFL, menyusun proposal riset, hingga menulis personal statement. Selain itu, ia juga berhasil meraih beasiswa SEED (Canada-ASEAN Scholarships & Educational Exchanges for Development) yang memungkinkannya melakukan penelitian selama satu semester di Dalhousie University, Kanada.

Penelitiannya difokuskan pada perilaku konsumen terkait food waste, dengan tujuan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam aspek konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.

Melalui kegiatan ini, peserta memperoleh berbagai manfaat signifikan, mulai dari pemahaman yang lebih mendalam mengenai tahapan seleksi beasiswa, strategi penyusunan dokumen penting, hingga wawasan tentang kehidupan akademik di jenjang pendidikan lanjut. Diselenggarakan secara daring melalui Instagram Live, program ini juga memperluas jangkauan akses informasi kepada khalayak yang lebih luas—tidak terbatas pada peserta internal, tetapi juga dapat diakses oleh masyarakat umum, termasuk calon mahasiswa dari berbagai latar belakang. Hal ini menjadikan program Scholarship Talk turut berkontribusi dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-4, yaitu Quality Education, melalui penyebaran informasi edukatif dan peningkatan literasi beasiswa secara inklusif dan berkelanjutan.