NOMOA PRESTASI MHS FEB UNAIRFEB NEWS - Tiga mahasiswa FEB UNAIR berhasil menciptakan inovasi baru produk penangkal kecoa dari bahan alami yakni daun salam. Ketiga mahasiswi tersebut di antaranya, Andini Maulidiyah Rachma (Ekonomi Pembangunan 2022), Sofia Naisa Hidayat (Akuntansi 2022), dan Misfa Shafwa Zahidah (Akuntansi 2022). Selain itu, mereka berkolaborasi dengan mahasiswa rumpun Saintek di antaranya Amelia Safira Putri Vaturrachma (Fakultas Farmasi 2022) dan Mochammad Fahd Ali Hillaby mahasiswa (Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin 2022). Kelima mahasiswa tersebut tergabung pada tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) di bawah bimbingan Bapak Angga Erlando, S.E., M.Ec.Dev., Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR.

 

Adapun proposal yang mereka ajukan berjudul “NOMOA: Pemanfaatan Senyawa Eugenol dan Sitral pada Daun Salam (Syzygium polyanthum) sebagai Penangkal Kecoa” dan telah berhasil mendapatkan pendanaan dari Kemdikbud RI.

Andini Maulidiyah Rachma, selaku ketua tim, menuturkan bahwa kecoa menjadi salah satu serangga yang sulit dibasmi, invasif, serta dapat beradaptasi di segala kondisi lingkungan. Ia melanjutkan bahwa adanya sanitasi yang buruk akan memperbesar peluang kecoa dalam berkembang biak dengan cepat.

"Di sisi lain, penggunaan insektisida untuk menangkal kecoa juga berbahaya. Sehingga, kami berinisiatif untuk menciptakan alat penangkal kecoa dari bahan alami. Setelah melakukan riset, ternyata daun salam memiliki senyawa Eugenol dan Sitral yang dapat menangkal kecoa,” pungkas Andini.

NOMOA menjadi inovasi pertama penangkal kecoa dari bahan alami di Indonesia. Diformulasikan dalam bentuk gel menjadikan NOMOA memiliki ciri khas dibanding produk penangkal kecoa lainnya. “Karena belum ada produk penangkal kecoa berbahan dasar alami, khususnya daun salam. Jadi, kami memutuskan untuk mengambil peluang tersebut dan membuat market baru,” imbuh Andini.

NOMOA dapat diaplikasikan pada tembok bagian bawah dekat floor drain kamar mandi ataupun diaplikasikan pada bagain dekat lubang wastafel sebagai tempat yang rawan untuk kecoa bisa keluar. Lebih lanjut, tim NOMOA menyebutkan beberapa keunggulan dari produknya, antara lain memiliki aroma segar dan tidak menyengat, tidak menimbulkan efek berbahaya saat dihirup dan tersentuh kulit, serta cara pengaplikasiannya sangat praktis dan higienis karena menggunakan aplikator berupa alat pump sehingga saat pengaplikasian tidak perlu kontak langsung dengan tangan.

NOMOA juga turut mendukung ketercapaian SDGs Poin 6 (Clean Water and Sanitation) khususnya target 3, yakni mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang memadai. Perwujudan target SDG tersebut dapat berupa menunjang sanitasi dengan penangkal kecoa yang mengandung senyawa dari bahan alami.

“NOMOA merupakan usaha yang menguntungkan dari segi ekonomi dan berkelanjutan dari segi inovasi karena mampu memanfaatkan kekayaan alam serta berkontribusi dalam pencapaian SDGs. Dengan NOMOA, kita wujudkan sanitasi yang terawat demi Indonesia sehat, hari ini dan nanti,” pungkas Andini.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi laman instagram @nomoa.id

#nomoainovatif
#penangkalkecoaalami
#inovasimahasiswa
#daunsalampenangkalkecoa
#unairmahasiswakreatif
#sdgspoin6
#sanitasibahanalami
#indonesiasehat
#nomoainstagram