bps feb unair(FEB NEWS) Rabu, 2 November 2022, Departemen Akuntansi Kembali menggelar “CEO MENGAJAR SERIES”, kali ini untuk Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik, Dr. Wiwik Supratiwi, Dra., MBA.,Ak. – Ketua Departemen Akuntansi FEB UNAIR, mengundang Dr. Eny Lestariningsih, S.Si., M.A. – Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) BPS RI, selaku pemabicara dan dengan moderator - Dr. Erina Sudaryati, Dra.,MS.,Ak.

Menurut Dr. Eny Lestariningsih, S.Si., M.A., saat ini dunia sedang mengalami perubahan atau memasuki era disruptif menanggapi hal ini maka kita harus menerapkan sifat agile (fleksibel) agar kita tidak tertinggal. Selalu terapkan dalam mindset kita bahwa kita harus bisa menjadi pemenang dunia dengan melakukan adaptasi dan perubahan. Dapat kita lihat dari sejarah, pandemi merupakan salah satu faktor pembentuk dunia yang menyebabkan perubahan. Dapat kita lihat misalnya pada abad 541-750 SM terjadi wabah Justinian yang menyebabkan pecahnya Emporium Bizantium. Dilanjut dengan munculnya wabah black death yang menyebabkan berakhirnya sistem feodal dan wabah cacar yang menyebabkan kolonisasi Eropa di benua Amerika. Kemudian saat ini negara kita Indonesia bahkan seluruh negara di dunia sedang dilanda Covid yang dikaitkan oleh para peneliti dengan wabah flu spanyol di abad 19. Covid menyebabkan perubahan baik di era pendidikan, ekonomi, lifestyle yang ditandai dengan pergerakan dunia.

Di era saat ini dunia bahkan negara kita sendiri sangat membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Lantas sebenarnya mengapa di era saat ini kita butuh SDM unggul , hal ini karena pandangan dunia saat ini sudah berubah, saat ini telah terjadi pergeseran paradigma (shifting) dimana dulu SDM hanya dipandang sebagai faktor produksi tapi sekarang manusia dipandang sebagai suatu asset (human capital) atau modal bagi suatu perusahaan. Dahulu manusia hanya disuruh mengejar jumlah produksi atau output tapi ketika kita menjadi asset maka kita akan dikelola kesejahteraannya, kinerjanya melalui pendidikan, pelatihan, pengembangan karir, serta kita dipersiapkan menjelang pensiun melalui tunjangan tunjangan pensiun. Menanggapi manusia sebagai asset maka dibutuhkan peta kompetensi. Peta kompetensi ini mencakup karakter atau skill yang relevan seperti kreatif, inovatif, serta beretika. Saat ini pun dengan kemudahan teknologi kita dapat menemukan informasi (information is everywhere) selain informasi ilmu pun sekarang tersedia dimana mana.

Saat ini kita pun kita merupakan native digital dimana kita sudah lebih bisa terbiasa dan beradaptif dengan teknologi. Sebagai native digital kita harus mampu untuk mendorong pertumbuhan learning dengan merubaha ekosistem kerja saat ini menjadi ekosistem egaliter (ekosistem dimana semua orang terus menerus belajar atau bertumbuh). Pola pengembangan atau deliver juga berubah dimana kita saat ini tidak hanya mendevelop konten tapi juga mendevelop karater menjadi karakter yang bertumbuh dan memiliki daya inovatif serta kreatif. Pola pegembangan saat ini sudah tidak lagi hanya memakai pola menara air tapi juga menjadi pola pemantik api / fire lighter (dimana melalui berbagai arah pengembangan dapat dilakukan
seperti percikan api yang dpt membangun pengalaman belajar). Pemerintah dalam hal ini pun melakukan pengembangan melalui ASN (Aparatur Sipil Negara) nya, mereka harus menyesuaikan mindsetnya dan harus berorientasi pada hasil (growth mindset) serta adaptif dengan kemajuan. Menanggapi hal ini perubahan cara kerja manusia dipengaruhi oleh terobosan teknologi sebagai kekuatan perubahan, kelangkaaan SDA, perubahan iklim, dan pergeseran demografi (era disruptif). Menurut Alvin Toffler, seorang futurist illiterate dalam era 21 bukan orang yang tidak membaca atau menulis tapi orang yang tidak mau learn, unlearn, dan relearn. Tantangan SDM jaman sekarang yaitu teknologi dimana adanya tuntutan penguasaan skill yg sesuai dengan perkembangan teknologi, kemudian adanya persaingan yang makin ketat yang dibarengi dengan adanya talent war atau perebutan sumber daya manusia. Saat ini kita juga memasuki era digital disruption dimana adanya transformasi digital yang sangat cepat dan mencakup semua aspek bisnis, pemerintah, masyarakat dan mendorong perubahan sangat cepat

 bps feb unair 3

Pengembangan kompetensi SDM terutama ASN menuju profesionalisme didasarkan pada 15 nilai-nilai dasar ASN ditambah 12 kode etik & perilaku selain itu dibutuhkan knowledge (mencakup background pendidikan), kemudian skill yang mencakup jam terbang serta pengalaman dari karir, dan attitude yang mencakup tindakan atau perilaku serta nilai dan adab yang kita bawa. Kompetensi pun dibagi menjadi tiga macam yaitu kompetensi teknis, managerial, dan kompetensi sosial kultural serta profesionalisme. Orientasi BPS pun saat ini berubah karena dunia menjadi serba hybrid serta kolaboratif. Tidak boleh lagi ada ego baik ego sektor, ego daerah, dan ego ilmu. Kita harus mengembangkan kolaborasi pentahelix. Kolaborasi pentahelix merupakan perluasan dari strategi triple helix dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat maupun lembaga-lembaga non profit dalam rangka mewujudkan inovasi. Melalui kolaborasi sinergis tersebut diharapkan terwujud suatu inovasi yang didukung oleh berbagai sumberdaya yang berinteraksi secara sinergis sehingga menghasilkan APBN 2022 yang responsif, antisipatif, dan fleksibel serta selalu berinovasi dan mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi.

SALAM DARI KAMI,

BERSINERGI DENGAN HATI
BERSAMA MEMBANGUN BANGSA

FEB SATU – UNAIR HEBAT
FEB SATU UNTUK UNAIR DAN INDONESIA