“Selalu rencanakan apa yang hendak dikerjakan, fokus untuk menggapainya, dan lakukan yang terbaik.”

Tri Sangga Prestiani, atau yang akrab dipanggil Sangga merupakan lulusan baru dari S1 Akuntansi FEB UNAIR. Perempuan yang lahir pada tanggal 15 September 1998 di Trenggalek ini berhasil menoreh berbagai prestasi yang mengantarkannya untuk dinobatkan sebagai Wisudawan Terbaik FEB periode September 2021. Berbekal rencana yang matang, Tri Sangga saat ini sedang fokus untuk bekerja, ia berhasil diterima kerja di PT. Nusantara Sakti Group dengan posisi Kepala Pos HMC, tugasnya membawahi sales yang bekerja di lapangan serta bertanggung jawab atas kinerja sales yang tugasnya adalah memasarkan produk yaitu sepeda motor merk Honda. Meski memiliki posisi yang terbilang cukup bagus di tempat kerja, Tri Sangga memiliki keinginan untuk lanjut belajar ke jenjang S2. Namun dikarenakan belum adanya beasiswa, ia memilih untuk bekerja terlebih dulu agar dapat mengumpulkan dana untuk melanjutkan studinya.

Setelah melewati hari-hari sebagai mahasiswa S1 Akuntansi FEB UNAIR, Tri Sangga merasa hal yang paling berkesan baginya adalah kekeluargaan yang ada di angkatannya. Dimulai dari kegiatan CNA di awal perkuliahan sampai acara TAWA yang menutup perjalanan panjang Tri Sangga sebagai mahasiswa, semua berhasil menumbuhkan rasa kekeluargaan yang erat dan menjadikan dunia perkuliahan Tri Sangga di S1 Akuntansi lebih berkesan. Selain merasakan arti kekeluargaan di perkuliahan, Tri Sangga juga merasakan perjuangan yang membawanya ke detik ini dimana ia akhirnya berhasil meraih gelar Wisudawan Terbaik FEB UNAIR 2021. Menurutnya, hal yang mengantarkannya sampai di posisi ini adalah kondisi. Tri Sangga berangkat dari keluarga yang sederhana, ia kuliah di Akuntansi Unair juga dengan beasiswa bidikmisi. Pada awal masuk kuliah, tepatnya saat semester 2, ayah Tri Sangga meninggal dunia dikarenakan penyakit stroke. Hal ini yang menambah motivasinya untuk selalu melakukan yang terbaik, sekuat tenaga dan pikiran. Di lingkungannya juga banyak orang yang menyepelekannya, mulai dari Tri Sangga sekolah SMP sampai kuliah di Unair. Hal tersebut justru yang menjadikan Tri Sangga tidak pernah pantang menyerah untuk melakukan yang terbaik.

Tak mudah untuk dinobatkan sebagai Wisudawan Terbaik FEB UNAIR, sungguh sebuah perjuangan yang luar biasa. Menurut Tri Sangga, titel Wisudawan Terbaik yang diperoleh ini baginya merupakan sesuatu yang tidak terduga-duga. Hal ini karena  dia merasa bahwa kemampuan dia tidak memadai untuk menjadi wisudawan terbaik dan banyak teman dia yang lebih baik dari dia. Bagi dia hal yang dia punya adalah hanyalah semangat yang tinggi, kerja keras, dan pantang menyerah, terutama dalam hal menyeimbangkan kegiatan akademik dan non akademik, karena semasa dia kuliah dia juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yakni Unit Kegiatan Tari dan Karawitan (UKTK). Tri Sangga juga tidak berambisi untuk menjadi wisudawan terbaik, dia hanya melakukan yang terbaik dan mengerahkan semua kemampuan dia untuk memperoleh IPK maksimal. Dia juga tidak pernah mengulang mata kuliah untuk menuntut kesempurnaan IPK.

Selain menjadi Wisudawan Terbaik FEB UNAIR, Tri Sangga memiliki prestasi lain, seperti mengikuti kegiatan nasional, Festival Tlatah Bocah Tahun 2019, karena dia cenderung aktif di organisasi non akademik yaitu UKTK Unair. Selama di UKTK dia sering tampil pada acara tingkat nasional, selain itu dia juga pernah menjadi peserta kompetisi Tembang Mocopat tingkat nasional di UNS. Selama dia di UKTK, UKTK pernah menjadi juara 1 dalam lomba tari di Universitas Brawijaya. Tri Sangga menekuni karawitan sejak SD. Motivasi dia yang pertama adalah hobi, kedua dia sangat mencintai kebudayaan asli, bukan berarti dia tidak mencintai budaya lain, tetapi ini lah upaya dia untuk menjaga salah satu kebudayaan bangsa. Selain itu, bagi dia menekuni dunia musik adalah bagian dari hidup dia, dan bisa menjadi self healing ketika sudah penat di bidang akademik.

Sebelum berpisah dan terbang lebih tinggi, Tri Sangga memberi pesan bagi adik adik mahasiswa, yaitu selalu rencanakan apa yang hendak dikerjakan, fokus untuk menggapainya, dan lakukan yang terbaik. Jangan terlalu men-target, tetapi selalu serius dalam setiap kegiatan yang positif, sehingga apabila ada kegagalan tidak begitu menyakitkan, dan apabila target tercapai akan menjadi kebahagiaan tersendiri. Jangan membatasi pergaulan, tetapi berusahalah menjaga prinsip dalam hidup. Sekalipun Tri Sangga anak akuntansi, dia juga berteman dengan berbagai kalangan, seperti seniman, pekerja lapangan, mahasiswa, sampai orang-orang yang usianya jauh diatas. Hal ini dia juga lakukan untuk menjaring link, karena dia tidak tahu siapa yang akan membantu nanti ketika ada kesulitan. Jangan jadikan hobi atau kegiatan lain di luar akademik sebagai penghalang untuk belajar. Sebagai mahasiswa kegiatan akademik harus menjadi nomor satu, tanpa mengesampingkan kegiatan bersosialisasi di luar akademik.

Perempuan dengan hobi mendengarkan musik dan travelling tersebut memiliki cita-cita untuk menjadi dosen, namun masih ingin memperbanyak link dan pengalaman di industri atau secara praktik. Strategi dari Tri Sangga untuk meraih cita-cita adalah bekerja keras, semangat, berdoa, dan tawakal. Kerja keras dimulai dengan terjun di industri, bekerja di BUMN atau BUMS di Indonesia, karena dengan terjun ke industri Tri Sangga mempercayai ilmu yang dimiliki akan menjadi lebih lengkap, tidak hanya teori tetapi juga praktik (BLQ)