Pada hari Kamis 26 Agustus 2021 Departemen Akuntansi menyelenggarakan Webinar Series #1 dengan tema “Research Trends in Public Sector Accounting and Auditing” dengan pembicara Prof. Nafsiah Mohamed dan Dr. Noor Marini Hj Abdullah dari Universiti Teknologi MARA Malaysia yang dimoderatori oleh Dr. Devi S. Kalanjati, Dosen Akuntansi Universitas Airlangga. Webinar ini dihadiri sekitar 200 peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa dan praktisi.
Prof. Nafsiah Mohamed membahas tentang tema-tema penelitian akuntansi sektor publik terkini dan tren tema di masa depan. Prof Nafsiah mengemukakan bahwa tema terkini lebih membahas pada bentuk-bentuk pengukuran akuntansi, moneter, dan lebih ke angka-angka. Sedangkan untuk tren ke depan, Prof. Nafsiah menyebutkan bahwa tema tentang digital world, financial criminology, dan pandemi Covid-19 akan banyak dibahas di masa mendatang. Contohnya untuk digital world, Prof. Nafsiah membahas bagaiman saat ini pemerintah sudah membelanjakan anggaran untuk teknologi, kita perlu mengetahui siapa yang mengawasi penggunaan anggaran tersebut dan mengetahui apakah masyarakat sudah mendapatkan manfaat sesuai dengan apa yang seharusnya mereka dapat. Beliau juga menekankan bahwa baik secara langsung maupun tidak langsung penelitian di sektor publik ini perlu mengarah ke aspek finasial dan non finansial, serta menjawab “mengapa” dan “bagaimana”; mengapa suatu kasus terjadi dan bagaimana hasil riset bisa memberi masukan untuk regulasi. Prof. Nafsiah juga menggarisbawahi bahwa tren ke depan kita tidak hanya fokus pada fakta dan figure angka, kite perlu membahas apakah sektor publik sudah melayani masyarakat dengan baik (citizen oriented).
Sementara itu Dr. Marini mempresentasikan hasil penelitiannya yang berjudul “Non-audit services, audit opinion, cultural, affiliated directors and fraudulent financial reporting: Evidence from Malaysia”. Studi ini meneliti empat faktor yang terkait dengan kecurangan pelaporan keuangan (Fraudulent Financial Reporting - FFR) di perusahaan publik Malaysia (PLC). Penelitian ini menduga bahwa jasa non-audit (NAS) yang disediakan auditor, opini audit, komposisi direktur bumiputra di dewan dan direktur terafiliasi terkait dengan FFR. Sampel yang diteliti terdiri dari 41 perusahaan yang terkena sanksi hukukman karena penipuan sekuritas dan 41 perusahaan yang tidak terkena kasus penipuan, semuanya terdaftar di Bursa Malaysia dan memiliki satu set lengkap data pelaporan keuangan dari 1999-2009. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa jasa audit dan NAS yang diberikan bersamaan secara signifikan terkait positif dengan FFR. Berkenaan dengan opini audit, perusahaan yang menerima selain opini audit wajar tanpa pengecualian (WTP) sebelum tahun kecurangan memiliki hubungan positif dengan FFR. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa proporsi direksi terafiliasi dalam dewan memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap FFR. Namun, penelitian ini juga menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara komposisi direksi bumiputra di dewan dan FFR.
Saksikan kembali webinar ini di kanal YouTube kami!