UNAIR NEWS – Selain di tingkat regional (AUN-QA), UNAIR memiliki rencana untuk meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan lembaga akreditasi internasional. Bila penilaian oleh para asesor AUN-QA bisa menjangkau seluruh prodi, maka akreditasi di tingkat internasional dilakukan oleh lembaga-lembaga tertentu yang memiliki ruang lingkup yang sama dengan prodi terkait.

“Seperti ASIIN (Accreditation Agency for Degree Programs in Engineering, Informatics/Computer Science, the Natural Sciences and Mathematics). ASIIN itu untuk worldwide, walaupun dia berposisi di Jerman, dia lebih pada teknik, tapi juga bisa natural sciences, seperti matematika. Ada juga yang AACSB (The Association to Advance Collegiate Schools of Business) accreditation yang lebih kepada bisnis. Jadi, tergantung program studi karena tidak semuanya bisa diakreditasi oleh satu badan,” terang Ketua Badan Penjaminan Mutu Universitas Airlangga Prof. Bambang Sektiari Lukiswanto, drh., DEA.

Nantinya, BPM bekerjasama dengan prodi-prodi untuk mencari badan akreditasi yang tepat dan sesuai untuk melakukan penilaian.

Terkait dengan visitasi, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan itu belum bisa memberikan kepastian waktu. Menurutnya, setiap badan akreditasi memiliki proses yang bervariasi antara satu sama lain.

“Jadi, ada yang kita harus menjadi member dulu, mengikuti workshop mereka. Setelah mengikuti workshop ada pendampingan, menyusun self-assessment report, setelah itu Self Assessment Report (SAR) kita komunikasikan. Setelah komunikasi, apakah mereka memandang layak untuk diteruskan ke komite, kita ikuti proses itu. Tapi intinya, yang kita tekankan pada tahun 2017 ada prodi yang bisa divisit oleh badan akreditasi internasional,” tegas Ketua BPM.

Selain itu, soal prodi mana saja yang akan dinilai oleh badan akreditasi internasional juga masih dalam pertimbangan. Namun, ia mendorong prodi-prodi yang sudah terakreditasi A oleh Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi dan tersertifikasi internasional oleh AUN-QA untuk segera mencari badan akreditasi internasional yang sesuai dan bisa menilai prodi yang bersangkutan.

Terkait dengan standar penilaian, Ketua BPM mengatakan, standar yang ditetapkan antara AUN-QA dengan badan akreditasi internasional tak jauh berbeda. Pada prinsipnya, mereka akan menilai tujuan dan proses pembelajaran seperti hasil pembelajaran yang diharapkan (expected learning outcomes).

“Sebetulnya yang penting adalah kita melaksanakan sebaik mungkin proses pendidikan kita. Kemudian kita mencari badan akreditasi internasional yang bisa meng-assess prodi tersebut. Kalau sudah seperti itu, kita menyesuaikan standar yang mereka tetapkan. Kita sesuaikan apakah kita bisa memenuhi standar mereka atau tidak,” tuturnya.

Selain pelaksanaan proses pendidikan yang optimal, akreditasi internasional juga merupakan salah satu target UNAIR untuk meningkatkan kualitas sesuai standar prodi-prodi di perguruan tinggi terkemuka di dunia. (*)