Judul : Impact of Road Infrastructure, Education, Health and Froeign Direct Investment Toward Indonesia’s Economic Growth: Level of 33
Authors :
1. Dr. Muryani S.E., M.Si., MEMD.
2. Agna Amalia
Departemen : Economics
Journal Name : AFEBI Economic and Finance Review scimago
Kind of Journal : Scopus Q3
Keywords : Economic Growth, Education, Foreign Direct Investment; Health;
Road Infrastructure

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk mengetahui sejauh mana pembangunan yang telah dilakukan oleh pemerintah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan penurunan dari tahun 2011 hingga 2015. Mulai tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,17 persen terus menurun menjadi 4,79 persen pada tahun 2015. Penurunan ekonomi tersebut menjadi dasar untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Merujuk pada model pertumbuhan ekonomi Solow yang merupakan pengembangan dari model Harrod-Domar menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi antara lain persediaan modal, pertumbuhan tenaga kerja, dan perkembangan teknologi. Sedangkan model Harrod-Domar menunjukkan hubungan investasi dan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan dua model pertumbuhan ekonomi tersebut, variabel infrastruktur jalan dan investasi asing langsung digunakan sebagai faktor investasi dalam pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya mengacu pada teori pertumbuhan baru (endogen) yang menekankan pada kualitas sumber daya manusia, variabel pendidikan dan tenaga kerja digunakan sebagai modal manusia dalam faktor pertumbuhan ekonomi.
Infrastruktur merupakan kebutuhan negara dalam melakukan kegiatan. Pembangunan infrastruktur yang baik akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pembangunan infrastruktur dalam pertumbuhan ekonomi akan berdampak langsung maupun tidak langsung. Infrastruktur dianggap sebagai salah satu syarat penting bagi perkembangan sektor lain dan sebagai sarana penghubung. Pemberdayaan sumber daya dalam pembangunan infrastruktur akan meningkatkan multiplikasi ekonomi dan sosial. Infrastruktur jalan di Indonesia terus berkembang dari tahun 2010 hingga 2016 terdiri dari jalan beraspal dan jalan tidak beraspal. Jalan beraspal tahun 2010 adalah 277.775 km, menjadi 326.629 km pada tahun 2016. Fluktuasi jalan non-aspal, yang awalnya perluasan dari tahun 2010 ke 2013 menjadi lebih sempit pada tahun 2014 ke 2016. Hal ini karena sebagian jalan telah diubah menjadi jalan beraspal.
Pendidikan adalah investasi modal manusia. Perguruan tinggi dipandang sebagai sumber inovasi yang akan mendorong peningkatan produktivitas. Perluasan pendidikan dinilai sebagai kebijakan pemerintah yang menarik karena berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Tingkat kualitas pendidikan suatu negara akan membuat tingkat kehidupan menjadi lebih baik dan akan meningkatkan kualitas tenaga kerja. Di negara berkembang, pendidikan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pendidikan di Indonesia terdapat kesenjangan antara desa dan kota. Tingkat pendidikan dengan menggunakan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menunjukkan bahwa di perdesaan hanya 7,52 sedangkan di kota pendidikan dapat mencapai 9,87 pada tahun 2016.
Kesehatan dianggap sebagai kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. AHH sendiri adalah jumlah tahun hidup seseorang yang masih hidup. Manfaat AHH adalah untuk mengetahui tingkat kesejahteraan penduduk di suatu daerah. Dengan meningkatnya usia harapan hidup saat lahir memberikan interpretasi bahwa tingkat kesehatan telah membaik. Kondisi kesehatan di Indonesia mengalami peningkatan selama enam tahun terakhir yang diukur dengan angka harapan hidup saat lahir. Pada tahun 2011 AHH sebesar 70,01 dan terus meningkat meskipun tidak sebesar 70,9 pada tahun 2016. Kesehatan dapat berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat secara merata.
Salah satu sumber pembiayaan pembangunan Indonesia adalah Foreign Direct Investment (FDI). FDI merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat penting, terutama bagi negara berkembang. Hal ini memungkinkan negara untuk mengatasi kekurangan domestik dalam modal, teknologi dan keahlian, dan memiliki efek yang kuat dan tahan lama pada pertumbuhan, melalui saluran langsung dan limpahan. Kondisi FDI di Indonesia saat ini berfluktuasi dari tahun 2011-2016. Pada tahun 2014 mengalami penurunan kemudian pada tahun 2015 kembali mengalami peningkatan, dan pada tahun 2016 kembali mengalami penurunan.
Penelitian ini menganalisis pengaruh infrastruktur jalan, pendidikan, kesehatan dan investasi asing langsung terhadap pertumbuhan ekonomi 33 provinsi di Indonesia tahun 2010-2016. Hasil estimasi regresi menunjukkan bahwa secara simultan infrastruktur jalan, pendidikan, kesehatan, dan PMA berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi 33 provinsi di Indonesia, sedangkan secara parsial (secara individual) PMA tidak berpengaruh signifikan.

Artikel selengkapnya silahkan kunjungi :
http://journal.afebi.org/index.php/aefr/article/view/204