Title: ANALISIS EFISIENSI

Authors: Andewi Rokhmawati

Item Type : Thesis (Thesis)

Affiliations: Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya, Indonesia

Publisher: Universitas Airlangga

 

Abstract

 

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena lebih sukanya para pemain saham dalam menginvestasikan dananya pada kelompok saham yang masuk dalam penghitung indeks LQ-45 (kelompok saham unggulan) dibanding kelompok saham bukan unggulan, yang dicerminkan dari besarnya nilai kapitasasi pasar dan tingginya tingkat liquiditas kelompok saham tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih efisien mana antara portofolio saham unggulan dengan portotofolio saham bukan unggulan. Dengan mengajukan hipotesis ada-tidaknya perbedaan return, risiko dan tingkat efisiensi portofolio antara saham unggulan dan saham bukan unggulan. Sampel penelitian berjumlah 21 saham unggulan dan 25 saham bukan unggulan yang memiliki rata-rata tingkat keuntungan positif terbesar dan lebilh dari rata-rata pendapatan bunga deposito berjangka waktu 1 bulan pada tahun 1999. Model yang dipakai dalam penelitian ini adalah Single Index Table, sedangkan alat untuk pengujian hipotesa dipakai alat uji statistik yaitu test hipotesis beda dua rata-rata, independent test. Pengujian dilakukan pada expected-return, risiko dan tingkat efisiensi portofolio baik dengan memasukkan investasi bebas risiko maupun tidak. Hasil yang didapat dari penelitian ini baik dengan memasukkan maupun tidak memasukkan investasi bebas risiko adalah, portofolio saham-saham bukan unggulan ternyata lebih efisien dibandingkan portofolio saham-saham bukan unggulan saham-saham utama pembentuknya antara lain adalah Tempo Scan Pasific, Tunas Readen, Multi Polar, dan Matahari Putra Utama. Sedangkan saham-saham utama pembentuk portofolio saham bukan unggulan antara lain Charoen Pokphand Indonesia, Intraco Penta, Trias Sentosa, Tembaga Mulia Semanan, Kedawung Setia Industrial, United Tractor, Bayu Buana, Alakasa Industrindo, Multibreder Adirama Indonesia, Maharani Intifinance, Ensavel Putra Mega Trading, dan Saham Pakuwon. Kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut pertama, portofolio yang memasukkan investasi bebas risiko menghasilkan tidak terdapat perbedaan expeced return antara portofolio saham unggulan dengan saham bukan unggulan. Tetapi tanpa memasukkan investasi bebas risiko diketahui terdapat perbedaan expeced return, dimana saham bukan unggulan memberikan rata-rata expeced return portofolio lebih besar dibandingkan saham unggulan. Kedua, portofolio yang memasukkan investasi bebas risiko, diketahui terdapat perbedaan risiko portofolio antara saham unggulan dengan saham bukan unggulan, dimana portofolio saham unggulan, dimana portofolio saham unggulan memberikan risiko yang lebih tinggi. Sedangkan tanpa memasukkan investasi bebas risiko diketahui tidak terdapat perbedaan risiko portofolio. Ketiga portofolio yang memasukkan investasi bebas risiko, diketahui terdapat perbedaan tingkat efisiensi portofolio antara saham unggulan dengan saham bukan unggulan, dimana portofolio saham bukan unggulan lebih efisien dibanding portofolio saham unggulan. Sedangkan saran yang diajukan adalah pertama, portofolio efisien yang dibentuk dalam penelitian ini dapat dipergunakan sebagai benchmark atas saham-saham yang diperdagangkan di BEJ dan yang ditawarkan Oleh fund manager kepada investor, juga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Kedua, variabel yang digunakan untuk menghitung, return dan risiko pasar adalah IHSG, yang memperhitungkan saham-saham yang tidak aktif diperdagangkan. Sedangkan sampel yang digunakan adalah saham-saham yang masuk dalam penghitung ILQ-45 dan saham-saham bukan unggulan yang aktif diperdagangkan. Sebaiknya penelitian lain yang rnemiliki area yang sama dengan penelitian ini menggunakan indeks tersendin yang merupakan gabungan dari saham-saham pembentuk ILQ-45 dan saham-saham bukan unggulan yang dijadikan sampel dalam penelitian. Ketiga, perlu dilakukan penelitian tersendiri mengenai referensi investor saham terhadap risiko yang harus dihadapi atas tingkat keuntungan yang diharapkan investor. Keempat, perlu dilakukan penelitian mendalam mengenai fenomena investor merupakan loss averse daripada risk averse yaitu investor cenderung bersedia menanggung risiko yang lebih tinggi untuk menghindari kerugian Kelima, investor sebaiknya jangan hanya melihat return saja atau risiko saja dari masing-masing saham individual dalam membentuk portofolio, tetapi harus memperhitungkan keduanya. Kelima, investor sebaiknya berhati-hati terhadap saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Janganlah menjadikan tingkat kapitalisasi pasar yang besar menjadi pertimbangan utama dalam memilih saham untuk investasinya di BEJ, karena terbukti dalam penelitian ini bahwa saham-saham unggulan tidak menjamin bahwa saham-saham tersebut mampu membentuk portofolio yang efisien.

 

Keywords: INVESTMENT; STOCK EXCHANGES

 

Sources: http://repository.unair.ac.id/34813/