Title: PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA DENGAN BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATOR PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO)

Authors: BAMBANG WIDJANARKO

Affiliations: Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga Surabaya

Publisher: Universitas Airlangga

Abstract

Para peneliti dalam bidang akuntansi telah lama berusaha untuk memahami pengaruh penganggaran partisipatif terhadap kinerja manajerial dan telah banyak mengalami perdebatan. Perdebatan tersebut menarik minat para peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik tersebut (Argyris 1952; Milani 1975; Kenis 1979; Brownell 1981; Brownell dan Mclnness 1986).

Bukti empiris menunjukkan adanya ketidakjelasan pengaruh antara penganggaran partisipatif terhadap kinerja manajerial. Ketidakkonsistenan hasil penelitian antara satu dengan lainnya memungkinkan adanya variabel lain yang mempengaruhi penganggaran partisipatif terhadap kinerja manajerial (Govindarajan 1986; Indriantoro dan Supomo 1999). Dalam riset-riset tersebut penganggaran partisipatif merupakan variabel bebas dan kinerja manajerial merupakan variabel terikat, dan ditambahkan variabel moderator yang dimaksudkan agar dapat diketahui seberapa besar peningkatan variabel bebas terhadap variabel terikat. Murray (1990:105) menambahkan bahwa variabel moderator tersebut berperan dalam mempengaruhi tingkat hubungan antara dua variabel. Dalam penelitian ini, digunakan dua variabel moderator yaitu budaya dan komitmen.

Atmosoeprapto (2000:73) menyatakan bahwa budaya organisasi atau budaya perusahaan yang kuat akan mempengaruhi pandangan mengenai suatu pekerjaan menjadi lebih menyenangkan. Oleh karenanya, perlu tetap dipelihara keberadaannya sehingga seluruh karyawan, dimulai dari pimpinan puncak hingga karyawan lapis terbawah mempunyai komitmen yang kuat yang tidak sekedar keterkaitan secara fisik, tetapi juga secara emosional kepada perusahaan.

Di sisi lain Festinger (1957) dalam Riyadi (1998) dengan teori cognitive dissonance menyatakan bahwa karyawan yang memiliki komitmen lebih tinggi akan memperbaiki kesalahan atau khawatir, jika kinerja mereka rendah. Untuk mengurangi kesalahan dan rasa kekhawatiran tersebut, mereka secara sukarela mencoba memperbaiki kinerja mereka (Calder dan Ross, 1976; Hamner dan Organ, 1978) dalam Riyadi (1998). Sebaliknya, tidak demikian pada karyawan yang memiliki komitmen rendah.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Pengaruh penganggaran partisipatif terhadap kinerja Unit Bisnis Stratejik, (2) Penganggaran partisipatif dengan budaya organisasional PTPN XII sebagai variabel moderator akan lebih meningkatkan kinerja Unit Bisnis Stratejik, (3) Penganggaran partisipatif dengan komitmen sebagai variabel moderator akan lebih meningkatkan kinerja Unit Bisnis Stratejik.

Jumlah populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah 34 manajer unit bisnis stratejik dengan ketentuan: 1. Masing-masing manajer unit bisnis stratejik memimpin dan mengelola sebuah unit bisnis stratejik di wilayah kerja PTPN XII (Persero); 2. Setiap manajer unit bertanggung jawab atas pencapaian tingkat kesehatan unit bisnis stratejik dan pada gilirannya akan menjadi dasar penilaian bagi kinerja individu atau manajer unit bisnis stratejik yang bersangkutan; 3. Mereka adalah seluruh manajer satu tingkat di bawah Direksi dan memiliki lahan operasional.

Kesimpulan yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh penganggaran partisipatif terhadap kinerja unit bisnis stratejik; adanya pengaruh variabel penganggaran partisipatif dengan budaya organisasi sebagai variabel moderator dapat meningkatkan kinerja unit bisnis stratejik secara signifikan; dan adanya pengaruh antara variabel Penganggaran partisipatif dengan komitmen manajer unit bisnis stratejik sebagai variabel moderator dapat meningkatkan kinerja unit bisnis stratejik secara signifikan.

Adapun saran yang berguna bagi perusahaan PTPN XII (Persero) berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah penganggaran partisipatif yang diwujudkan sebagai keterlibatan manajer unit bisnis dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan perlu dipertahankan dan ditingkatkan lebih terbuka lagi dalam pengertian lebih mengikutsertakan banyak jajaran manajemen di bawah manajer unit bisnis stratejik, sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja unit bisnis stratejik dan untuk mencapai sasaran perusahaan secara keseluruhan, termasuk kinerja para manajer unit bisnis itu sendiri beserta jajarannya. Selain itu, untuk menghasilkan kinerja unit bisnis stratejik dan PTPN XII (Persero) yang optimal maka budaya PTPN XII (Persero) dan komitmen karyawan, khususnya para manajer di semua lini, juga harus dijaga keberadaan dan konsistensinya serta terpelihara dengan baik karena peranserta manajemen dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan atau penganggaran partisipatif yang didukung dengan budaya organisasi dan komitmen terbukti dapat meningkatkan kinerja unit bisnis stratejik.

Meskipun PTPN XII (Persero) sudah memiliki budaya perusahaan yang baik dan didukung oleh karyawan yang mempunyai komitmen, hal ini hendaknya tidak menjadikan manajemen PTPN XII (Persero) puas dengan keadaan yang demikian. Harus disadari bahwa segala sesuatu yang telah dibangun di masa lalu akan menjadi kadaluwarsa jika tidak diperbarui. Untuk itu PTPN XII (Persero) ke depan harus dapat membangun budaya organisasi atau bisnis yang unggul berbasis budidaya tanaman dan menumbuh-kembangkan komitmen karyawan pada PTPN XII (Persero) dalam menghadapi perubahan yang semakin turbulen sehingga mampu bersaing dan dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan.

Dalam penelitian ini kinerja yang dibahas hanya dari sudut pandang perusahaan, khususnya kinerja unit bisnis stratejik. Namun, penelitian yang akan datang dapat dilakukan dengan mengaitkan lebih spesifik tentang kinerja dari individu manajer unit bisnis stratejik tersebut dengan mengembangkan Key Performance Indicators (Indikator Kinerja Kunci) yang akan digunakan sebagai dasar penyusunan kontrak manajemen secara berjenjang.

Keywords: Budget participation, organizational culture, commitment, performance and strategic business unit

Sources: http://repository.unair.ac.id/36140/