Title : Analisis Flexible Inflation Targeting Framework : Studi Kasus dan Usulan Penerapan di Indonesia
Author : Rakhmat
               Universitas Airlangga
Item Type : Thesis (Disertasi)

 

Abstract

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kerangka kebijakan moneter yang telah dilakukan oleh Bank Indonesia selama periode penerapan kerangka ITF dan bagaimana pengaruhnya terhadap indikator makro ekonomi, terutama dalam konteks trilema kebijakan moneter. Berbagai tantangan muncul baik dari dalam maupun luar negeri selama kurang lebih 15 tahun implementasi ITF di Indonesia. Dalam lingkup nasional permasalahan yang terjadi adalah adanya kekauan struktural disisi supply, yang secara fundamental mengganggu bekerjanya mekanisme transmisi kebijakan. Dampaknya juga dirasakan melalui tekanan terhadap stabilitas moneter. Sementara itu dilingkup global, permasalahan muncul terkait dengan pengaruh krisis keuangan global ditahun 2008 dan tingginya mobilitas arus dana jangka pendek yang sangat mempengaruhi perkembangan nilai tukar. Dua episode sejak krisis keuangan global 2008-2009 khususnya dianalisis dalam penelitian ini yaitu periode 2010 hingga fed taper tantrum Mei 2013 dan periode sejak the Fed taper tantrum khususnya hingga tahun 2015. Secara khusus terdapat tiga temuan yang dapat disimpulkan dari peneltian ini. Pertama, Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa nilai tukar dan aliran modal asing berpengaruh signifikan terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi, sehingga mempengaruhi kinerja ITF di Indonesia. Model SVAR digunakan untuk membuktikan besarnya pengaruh relatif antara faktor-faktor eksternal (harga komoditas global, suku bunga kebijakan moneter AS, dan resiko global) terhadap faktor-faktor domestik di Indonesia (pertumbuhan ekonomi, suku bunga kebijakan moneter, serta suku bunga kredit perbankan). Penelitian ini juga menemukan bahwa suku bunga BI bereaksi terhadap guncangan nilai tukar dan aliran modal asing. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai tukar dan aliran modal asing masih menjadi faktor yang dipertimbangkan di dalam penentuan kebijakan moneter di Indonesia. Kedua, Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa kebijakan intervensi pasar valas yang dilakukan oleh Bank Indonesia lebih didasari oleh motif pengendalian volatilitas. Hal ini dibuktikan dari hasil estimasi fungsi reaksi kebijakan intervensi. Pada saat nilai tukar rupiah mengalami depresiasi, variabel volatilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap reaksi kebijakan intervensi. Efektivitas kebijakan intervensi Bank Indonesia dalam stabilisasi nilai tukar rupiah juga terbukti secara empiris mampu mengendalikan nilai tukar baik pada tingkat volatilitas maupun deviasi nilai tukar dari fundamentalnya. Saat terjadi depresiasi nilai tukar, variabel intervensi berpengaruh negative dan signifikan terhadap misalignment. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebijakan intervensi Bank Indonesia efektif dalam mengoreksi misalignment pada saat nilai tukar mengalami depresiasi. Ketiga, dengan menggunakan model DSGE yang membandingkan antara model optimal ITF dan actual estimation menggunakan data Indonesia dengan single instrumen maupun dual instrumen, dapat disimpulkan bahwa penggunaan kebijakan suku bunga bersamaan dengan intervensi pasar valas lebih efektif dibandingkan hanya dengan menggunakan kebijakan suku bunga. Respon penurunan suku bunga pada dual instrumen lebih kecil dibandingkan dengan single instrumen. Inflasi dan output gap pada dual instrumen juga mengalami peningkatan yang relatif lebih kecil dibandingkan single instrumen. Temuan ini konsisten dengan bukti empirik pada pasca krisis keuangan global tahun 2009 dimana Bank Indonesia memilih untuk menurunkan suku bunga dan membeli valuta asing saat terjadi aliran modal masuk yang amat besar untuk mengurangi banjirnya aliran modal masuk asing dan penguatan nilai tukar serta meningkatkan cadangan devisa.

Keywords : Inflation Targeting Framework, Nilai Tukar,Kebijakan Moneter

 

Source : http://repository.unair.ac.id/id/eprint/103444