Universitas Airlangga

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

BERITA

SHAFA NASYA AAQILA: MENEMUKAN JATI DIRI LEWAT ORGANISASI DAN KEPANITIAAN KAMPUS

SHAFA NASYA AAQILA: MENEMUKAN JATI DIRI LEWAT ORGANISASI DAN KEPANITIAAN KAMPUS

(Kisah Inspiratif) Surabaya – Shafa Nasya Aaqila, mahasiswi Program Studi Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR), menemukan arah dan jati dirinya bukan hanya di ruang kelas, tetapi juga melalui pengalaman aktif dalam organisasi dan kepanitiaan kampus. Ia membuktikan bahwa dunia perkuliahan bukan semata-mata tentang mengejar nilai akademik, melainkan juga tentang mengenali potensi dan membangun masa depan yang lebih bermakna.

Menemukan Passion dari Kegiatan Non-Akademik

Shafa mengaku bahwa keterlibatannya dalam kepanitiaan PSYCHOTALK UNAIR dan EFESTAPHORIA FEB UNAIR menjadi titik balik dalam perjalanan hidupnya sebagai mahasiswa.  “PSYCHOTALK dan EFESTAPHORIA benar-benar membentuk passion aku. Dari situ aku jadi tahu aku tertarik di bidang eksternal, terutama public relations, kemitraan, dan sponsorship,” ungkapnya.

Melalui aktivitas tersebut, Shafa menyadari bahwa mencoba hal baru adalah cara terbaik untuk menemukan minat sejati.  “Kadang kita baru sadar apa yang kita suka setelah mencobanya. Jadi buat teman-teman, terutama mahasiswa baru, jangan ragu untuk keluar dari zona nyaman. Bisa jadi itu adalah pintu pertama menuju masa depan kalian,” tambahnya.

Dosen yang Membimbing dengan Empati

Tak hanya dari organisasi, Shafa juga mendapatkan pengalaman berharga melalui hubungan yang positif dengan para dosen FEB UNAIR. Di semester pertamanya, mata kuliah Pengantar Bisnis menjadi pengalaman yang membekas berkat pendekatan dosen yang terbuka dan suportif.  “Dosen-dosennya enak diajak diskusi, tidak menghakimi, malah mengarahkan dengan baik. Itu membuat aku lebih percaya diri untuk menyampaikan pendapat,” kenangnya.

Pengalaman ini berlanjut hingga tahap akhir studinya, termasuk saat menulis skripsi. “Para dosen di sini selalu siap menjadi garda terdepan dalam mendampingi mahasiswa memilih topik riset. Mulai dari nol sampai sidang, kita diarahkan dengan sabar dan bijak,” jelasnya.

Shafa pun menyampaikan pesan hangat bagi mahasiswa lainnya: “Jangan takut berdiskusi dengan dosen. Mereka bukan hanya pengajar, tapi juga pembimbing, pendukung, dan mitra belajar kita.”

Pesan untuk Mahasiswa Baru: Temukan Ritme Sendiri

Berdasarkan pengalamannya, Shafa memberikan pesan reflektif untuk mahasiswa baru:  “Di era media sosial, gampang banget merasa ketinggalan. Tapi ingat, fokus pada perjalanan diri sendiri jauh lebih penting daripada membandingkan diri dengan orang lain. Kenali dulu minat kalian. Nggak apa-apa kok kalau belum ikut organisasi atau magang. Semua ada waktunya. Semua perasaan yang muncul valid—dan itu manusiawi.”

Ia menekankan pentingnya proses yang bertahap dan tidak terburu-buru dalam menemukan arah hidup: “Belajar pelan-pelan itu nggak masalah. Dari situ kita bisa mantap menentukan arah yang ingin dituju.”

Bagi mahasiswa tingkat akhir, Shafa juga berpesan untuk terus gigih agar bisa menyelesaikan studi tepat waktu.

Kampus dengan Lingkungan yang Positif

Shafa juga merasa beruntung berada di lingkungan FEB UNAIR yang mendukung tumbuh kembang mahasiswa secara holistik.  “Suasana kampusnya seru. Orang-orangnya humble dan ramah. Lingkungan yang sehat sangat berpengaruh dalam perkembangan kita, baik secara akademik maupun non-akademik.”

Dengan kombinasi antara dukungan lingkungan, dosen yang inspiratif, dan semangat untuk terus berkembang, Shafa kini semakin siap melangkah menuju dunia profesional.

Penulis: Naila Azmi Saputra (E-Radio FEB UNAIR)