
(Kisah Inspiratif) Keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang bagi Qori’ Rahma Agustina untuk menggapai mimpi besar. Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Ekonomi FEB UNAIR yang di wisuda pada Sabtu, 14 Juni 2025 ini tumbuh dalam keluarga sederhana, yang membuatnya terbiasa hidup mandiri sejak kecil. Dari urusan transportasi hingga keinginan pribadi, semua harus ia upayakan sendiri. Orang tuanya tetap mendukung semampu mereka, namun Qori’ belajar sejak dini bahwa kerja keras adalah kunci utama, terlebih dalam hal pendidikan.
“Perjuangan kedua orang tua saya yang tak terlupakan adalah menerjang hujan lebat untuk tetap berjualan dan tidur larut malam untuk menyiapkan bahan jualan” ujar Qori’. Meski ekonomi terbatas, orang tua Qori’ selalu terbuka. Mereka mendengarkan keluh kesahnya tanpa menekan. Hal tersebut melekat kuat sebagai motivasi Qori’ untuk terus berjuang demi masa depan.
Ia merasa keberuntungan tidak datang begitu saja, tetapi hasil dari ketekunan dan doa yang terus diiringi usaha. “Saya masuk FEB UNAIR dari jalur SNMPTN dengan KIP Kuliah. Adanya program ini sangat membantu bagi saya yang keterbatasan untuk membayar UKT, serta uang saku yang dapat saya gunakan untuk membayar kos, biaya hidup, dan berbagai keperluan kuliah,” tambahnya.
Sejak duduk di bangku SD, Qori’ sudah diarahkan untuk terus berprestasi demi meraih beasiswa. “Saya ingin kuliah di universitas besar, jadi dari kecil saya sudah terbiasa belajar keras. Kalau ingin beli sesuatu, harus nabung dari uang saku sendiri,” kenangnya.
Di lingkungan kampus, Qori’ menemukan banyak karakter yang beragam dan membawa pelajaran berharga. “Di FEB saya bertemu banyak orang dengan berbagai karakter yang bisa saya ambil sisi positifnya. Itu membantu saya untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik,” tuturnya.
Selama kuliah, Qori’ aktif dalam berbagai kegiatan. Sejak tahun pertama, ia sudah tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sepak Bola sebagai bendahara 2 dan pemain futsal putri. Di tahun berikutnya, ia menjadi Ketua Divisi Ekonomi Kreatif UKM yang sama. Ia juga pernah mengikuti Porprov Jatim dalam cabang futsal. Tak hanya itu, Qori’ aktif di UKM Seni Religi sebagai anggota Divisi PSDM, serta Ormawa Daerah AMASAKI di bidang kewirausahaan. Ia kerap terlibat dalam berbagai kepanitiaan seperti gathering, ECL, LPH, hingga Gebyar Religi.
Tak hanya aktif organisasi, Qori’ juga mencatatkan pengalaman magang melalui program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB). Di semester 5, ia magang di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surabaya, lalu di semester 6, lanjut magang di Bank BTPN Syariah Bojonegoro.
Program KIP-K menjadi titik balik bagi Qori’. Selain mengurangi beban UKT, beasiswa ini membantunya fokus penuh pada akademik dan aktivitas kampus tanpa harus khawatir soal biaya hidup. “KIP-K sangat membantu saya, dari pembebasan UKT sampai uang saku yang bisa saya gunakan untuk kos dan biaya hidup. Saya bisa fokus belajar dan berorganisasi tanpa membebani orang tua,” jelasnya.
Bagi Qori’, pengalaman paling berkesan selama kuliah adalah menemukan teman-teman yang tulus dan suportif. Ia juga menyampaikan pandangannya terhadap lingkungan akademik di FEB UNAIR. “Dosen-dosennya, khususnya di Ekonomi Pembangunan (sekarang S1 Ilmu Ekonomi), memang terlihat tegas, tapi itu mendidik. Tendik dan civitas lainnya juga responsif dan ramah, walau kadang info suka mendadak,” ujarnya sembari tersenyum.
Sebagai pesan untuk adik tingkat, Qori’ menekankan pentingnya memanfaatkan waktu kuliah. “Ikut pelatihan, magang, dan cari sertifikasi sebanyak mungkin. Tapi jangan lupa akademik tetap nomor satu. Lulus itu mudah asal ada kemauan. Bangun CV kalian sebaik mungkin,” pesannya.
Ia juga menyampaikan harapan untuk FEB UNAIR ke depannya. “Semoga FEB UNAIR terus menjadi fakultas favorit dan bisa mencetak lulusan yang semakin kompeten setiap tahunnya.”
Penulis : Felia Maqhfiroh (E-Radio FEB UNAIR)