
Dalam rangka mendorong pemberdayaan ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan, kelompok mahasiswa REKABAYA (Rewang UMK Surabaya) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) bekerja sama dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil IV menjalankan program Pengabdian Masyarakat Peduli Usaha Mikro dan Kecil Vol. 2. Kegiatan ini berlangsung selama satu bulan penuh di Kota Surabaya, tepatnya di wilayah Kecamatan Gubeng, Wonokromo, Simokerto, dan Tambaksari, dengan fokus utama pada pendampingan terhadap 12 pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) serta edukasi literasi ekonomi kepada pelajar SMA.
Sebelum memulai pendampingan, tim REKABAYA terlebih dahulu melakukan pre-test kepada seluruh pelaku usaha. Hal ini bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman awal mereka terhadap manajemen usaha, literasi keuangan, serta pentingnya persaingan yang sehat dalam dunia bisnis. Hasil pre-test digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi pendampingan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing UMK. Tim REKABAYA yang terdiri dari:1.) Mario Valentino, 2.) Safira Andina, 3.) Marcelino Ariyanto, dan 4.) Timothy Teguh Febryan ini, seluruhnya berasal dari Program Studi Manajemen angkatan 2023.
Dalam proses pendampingan, berbagai solusi diterapkan langsung di lapangan. Salah satu bentuk aksi utama adalah melakukan aktivasi QRIS sebagai metode pembayaran non-tunai, yang diterapkan di berbagai UMK seperti Soto Daging Madura Bang Thoyyib dan Bakso Solo Cendana Putra. Upaya ini membantu usaha menjadi lebih modern, efisien, serta ramah terhadap konsumen yang terbiasa dengan transaksi digital.
UMK seperti Nasi Goreng Cak Kasan, Mie Ayam Wonogiri, dan Ayam Geprek Simokerto juga mendapat dukungan dalam pembuatan banner promosi visual yang menarik dan informatif. Pendekatan ini dirancang untuk memperkuat citra usaha serta meningkatkan daya tarik visual. Sementara itu, guna memperluas jangkauan digital, tim REKABAYA mendampingi Mie Ayam Ceker Bang Azzam dan Bakso Solo Cendana Putra dalam pembuatan dan optimalisasi akun Google Business Profile, sehingga informasi usaha mereka dapat dengan mudah diakses melalui Google Maps.
Demikian pula untuk Shoes Care Garage, pendampingan difokuskan pada peningkatan media sosial, termasuk pengaktifan kembali akun Instagram, penataan konten agar lebih konsisten dan profesional, serta strategi digital untuk memperluas jangkauan audiens dan membangun keterlibatan yang lebih aktif dengan calon pelanggan. Hal ini bertujuan memperluas pasar, khususnya di kalangan pelanggan yang aktif menggunakan media sosial dan terbiasa mencari layanan jasa cuci sepatu secara online. Selain itu, digitalisasi pencatatan keuangan juga menjadi fokus penting. Salah satunya diterapkan kepada V’Cha Bakery, yang kini menggunakan aplikasi Kasir Pintar sebagai alat bantu pencatatan transaksi harian secara lebih tertata dan efisien.
Hasil dari program ini menunjukkan perkembangan yang sangat positif. Sebagian besar UMKM yang didampingi telah berhasil mengaktifkan QRIS sebagai metode pembayaran digital. Berdasarkan hasil observasi terhadap 12 UMKM tersebut, mayoritas juga telah terdaftar di Google Maps, yang secara signifikan meningkatkan visibilitas usaha mereka secara daring. Hampir seluruh mitra UMKM juga telah dilengkapi dengan materi promosi visual seperti banner dan katalog menu, yang turut memperkuat identitas usaha dan meningkatkan daya saing mereka di lingkungan sekitar.
“Dulu banyak pelanggan, terutama anak-anak muda dan mahasiswa, batal beli karena saya cuma terima uang tunai. Sekarang setelah pakai QRIS dan usaha saya muncul di Google Maps, mereka jadi lebih gampang bayar dan nemuin tempat saya. Rasanya usaha ini jadi lebih rame dan kekinian,” ujar Pak Andri, pemilik Bakso Solo Cendana Putra.
Tidak hanya menyasar UMK, program ini juga menyasar kalangan pelajar melalui edukasi literasi ekonomi di SMAS Katolik Santa Agnes dan SMA Katolik Santo Stanislaus. Sosialisasi dilakukan secara interaktif melalui pemaparan mengenai dunia usaha digital dan pentingnya pemahaman ekonomi sejak dini. Kegiatan ini juga diisi dengan pengenalan lebih dekat terhadap FEB UNAIR, termasuk program studi, aktivitas mahasiswa, dan prospek karier di bidang ekonomi. Disertai pula dengan games edukatif, kuis berhadiah, dan pembagian merchandise, sesi ini dikemas secara menyenangkan dan mendorong minat siswa terhadap dunia bisnis dan pendidikan tinggi.
“Ternyata belajar ekonomi itu menyenangkan, apalagi dijelasin dengan cara yang fun. Saya jadi lebih tahu tentang jurusan di FEB UNAIR dan kepikiran pengen punya usaha sendiri nanti,” tutur salah satu siswa kelas XII SMAS Santa Agnes.
Kegiatan ini tidak hanya mencerminkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, tetapi juga berkontribusi pada Sustainable Development Goals (SDGs) poin 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Melalui digitalisasi UMK dan edukasi ekonomi generasi muda, REKABAYA membuktikan bahwa sinergi antara mahasiswa, kampus, dan lembaga pemerintah mampu menciptakan dampak sosial yang nyata dan berkelanjutan.