BERITA

SURAKITA GAS! MENGUBAH WAJAH UMK GUBENG LEWAT INOVASI DIGITAL, EDUKASI, DAN KOLABORASI!

SURAKITA GAS! MENGUBAH WAJAH UMK GUBENG LEWAT INOVASI DIGITAL, EDUKASI, DAN KOLABORASI!

Surabaya, Kamis 07 Agustus 2025 – Apa yang terjadi jika satu mahasiswa dari Program Studi Manajemen FEB UNAIR turun langsung mendampingi empat UMK sekaligus? Itulah kami, kelompok SURAKITA dalam Program Peduli UMK Vol. 2. hasil kolaborasi antara FEB Universitas Airlangga dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Lewat serangkaian pendampingan intensif, mereka mengubah wajah puluhan UMK di Surabaya, mulai dari promosi, manajemen usaha, hingga tata kelola keuangan.

Program yang berlangsung pada 2 Juli–7 Agustus 2025 ini menyasar UMK lintas sektor mulai dari kuliner hingga layanan teknologi. Alih-alih memberikan seminar satu arah, mahasiswa turun langsung ke lapangan untuk memahami permasalahan, merumuskan solusi, dan mendampingi penerapannya. UMK yang terlibat dalam kegiatan ini adalah UMK lintas sektor seperti Banovit, Dapur Alvin, Dapoer Mimi, Bakso Pak Tri, Chick N Cheese, Nasi Goreng Bang Bayu, Riels Komputer, Sunnahedits, Sego Sambel Cak Gi’o, Adakita.co, Bebek Madura Cak Ri, Rasen Space, Galon Mas Zull, Pisang Molen Cak Mul, dan Tahu Susu & Es Jeruk Peras Gubeng. Masing-masing pelaku usaha diberikan bimbingan langsung yang aplikatif, sesuai kebutuhan dan model bisnisnya.

Kelompok Surakita dalam bimbingan Bapak Fajar Kristanto Gautama Putra, S.A., M.A. bersama mahasiswa/i dari Program Studi Manajemen angkatan 2023 dengan ketua Agnes Nathania Sutadji dan beranggotakan Raditya Pandita Zaim, Edward Cristaldo Sutanto, Fathia Hafsa Naraima, dan Caitlyn Wilson Santoso.

Pendampingan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah sosialisasi digital marketing, meliputi pentingnya branding, pengenalan target pasar, dan strategi promosi online. Tahap kedua adalah identifikasi masalah yang dihadapi UMK, mulai dari promosi yang kurang optimal hingga pencatatan keuangan yang belum tertata. Tahap ketiga adalah pendampingan personal one-on-one, termasuk pembuatan konten promosi, desain banner baru, hingga pemotretan produk.

Tim pengabdian menyusun materi yang dapat langsung dipraktikkan, mulai dari strategi produk dan segmentasi pasar, pembuatan konten promosi (caption, foto, visual), hingga desain katalog digital menggunakan Canva yang kemudian bisa disebarkan melalui WhatsApp Business atau Instagram. Edukasi ini mengangkat pentingnya storytelling visual dan konsistensi brand sebagai penentu utama engagement konsumen di era digital saat ini.

Salah satu UMK peserta, misalnya, diajak menyusun ulang narasi promosi produknya agar tidak hanya menjual barang, tapi juga menjual nilai dan pengalaman. Proses pembuatan konten ini menjadi bagian dari upaya memperkuat positioning usaha secara emosional dan estetis—dua aspek yang krusial di tengah dominasi konten digital yang kompetitif.

Langkah digitalisasi dimulai dengan pembuatan akun WhatsApp Business, Google Maps, Instagram, dan katalog digital menggunakan Canva. Hal ini membuat UMK lebih mudah ditemukan dan diakses oleh konsumen baru. Tidak hanya fokus pada dunia maya, tim juga memperbarui tampilan fisik usaha. Banner promosi dan papan menu didesain ulang agar lebih menarik dan informatif, meningkatkan kredibilitas sekaligus menarik perhatian pengunjung.

Masalah pencatatan keuangan menjadi perhatian serius. Banyak UMK yang menjalankan usaha tanpa pembukuan rapi. Melalui pelatihan penggunaan Google Spreadsheet, pelaku usaha belajar mencatat arus kas, menghitung saldo akhir, dan memantau keuangan secara berkala. Selain itu, integrasi pembayaran digital berbasis QRIS mempercepat transaksi, mempermudah rekap penjualan, dan meningkatkan kepercayaan pelanggan. Untuk operasional, UMK dibantu membuat sistem database stok dengan data produk, pemasok, penjualan, dan notifikasi stok minimum, sehingga pasokan barang tetap terjaga.

Selain aspek teknis, program ini juga menanamkan nilai etika bisnis. Melalui materi dari KPPU, UMK memahami prinsip pasar yang adil dan pentingnya menghindari praktik curang. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan pengetahuan, menandakan kesadaran baru akan pentingnya persaingan yang sehat dan berkelanjutan.

Sejak program ini berjalan, banyak UMK yang mengalami peningkatan signifikan, baik dari sisi penjualan, jangkauan pasar, maupun efisiensi operasional. Identitas digital yang lengkap membuat usaha mereka lebih mudah ditemukan dan diakses oleh konsumen baru. Tampilan fisik yang lebih rapi juga meningkatkan daya tarik lapak, sementara pencatatan keuangan yang teratur membantu perencanaan usaha jangka panjang. Lebih dari itu, terjalin jejaring kolaboratif antar pelaku UMK peserta program. Mereka saling berbagi informasi, strategi promosi, dan bahkan saling mendukung di media sosial. Program ini menjadi bukti bahwa ketika dunia pendidikan, regulator, dan pelaku usaha bersatu, perubahan bukan sekadar wacana, melainkan kenyataan yang memberi dampak jangka panjang.