

Surabaya, 1 Juli – 8 Agustus 2025 — Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) kembali menyelenggarakan program Peduli UMK Vol.2, sebuah inisiatif yang dirancang untuk memperkuat peran Usaha Mikro Kecil (UMK) sebagai tulang punggung perekonomian lokal. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Rizcha Nur Ramadhania, mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi angkatan 2024, dengan bimbingan Muhamad Said Fathurrohman, SE., M.Sc. serta dukungan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil IV.
Sebanyak tiga UMK lokal di Surabaya menjadi mitra kegiatan, yakni Usaha Seblak Akza, Usaha Tusuk Sate Barokah Bambu, dan Usaha Laundry Cahaya. Berdasarkan hasil identifikasi di lapangan, ketiga pelaku UMK menunjukkan permasalahan yang berbeda namun saling terkait. Usaha Seblak Akza menghadapi tantangan dalam memanfaatkan media sosial untuk promosi, sehingga produk belum dikenal luas di luar lingkungan sekitar. Usaha Tusuk Sate Barokah Bambu terkendala dalam pencatatan keuangan yang masih manual dan sederhana, sehingga sulit untuk memisahkan arus kas pribadi dengan usaha. Sementara itu, Usaha Laundry Cahaya belum sepenuhnya mengadopsi sistem pembayaran digital seperti QRIS, padahal kebutuhan konsumen terhadap transaksi non-tunai semakin meningkat.
Permasalahan-permasalahan ini memperlihatkan bahwa masih ada kesenjangan besar antara potensi UMK di Surabaya dengan kemampuan mereka dalam beradaptasi dengan perkembangan digital dan manajerial. Inilah yang kemudian menjadi dasar dilaksanakannya program Peduli UMK Surabaya Vol.2.
Untuk menjawab tantangan tersebut, program Peduli UMK Surabaya Vol.2 menghadirkan sosialisasi dan pendampingan intensif yang disesuaikan dengan kebutuhan tiap pelaku UMK. Pada Usaha Seblak Akza, difokuskan pada strategi pemasaran digital dengan memanfaatkan platform media sosial, termasuk praktik langsung membuat konten promosi sederhana. Usaha Tusuk Sate Barokah Bambu mendapatkan pendampingan dalam penyusunan pencatatan keuangan yang lebih sistematis agar arus kas usaha dapat dipantau dengan jelas. Sedangkan untuk Usaha Laundry Cahaya, solusi yang diberikan berupa pendampingan penggunaan sistem pembayaran non-tunai melalui QRIS, agar usaha lebih adaptif dengan kebiasaan konsumen modern.
Selain itu, pendekatan partisipatif juga diterapkan: pelaku UMK dilibatkan secara langsung dalam simulasi, diskusi, dan praktik di lapangan, sehingga solusi yang diberikan tidak hanya teoretis, tetapi juga aplikatif sesuai dengan kondisi usaha masing-masing. Dengan metode ini, program diharapkan mampu memperkuat daya saing UMK Surabaya secara berkelanjutan.
Salah satu pelaku UMK, Ibu Sunarti, pemilik Seblak Akza, menyampaikan:
“Kegiatan ini sangat membantu kami memahami cara mengelola usaha dengan lebih baik, khususnya dalam memanfaatkan media digital untuk promosi dan pembuatan QRIS.”
Selain memberikan dampak positif bagi UMK, kegiatan ini juga meningkatkan pengalaman mahasiswa. Rizcha mengungkapkan bahwa keterlibatan langsung di lapangan membuatnya dapat mengasah keterampilan komunikasi, problem solving, dan kepemimpinan. Hal ini menegaskan peran perguruan tinggi sebagai agen perubahan, yang tidak hanya menyiapkan lulusan unggul secara akademis, tetapi juga berkontribusi pada pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan ini memiliki relevansi kuat dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs):
SDG 1 (Tanpa Kemiskinan): melalui penguatan ekonomi masyarakat kecil.
SDG 4 (Pendidikan Berkualitas): lewat transfer pengetahuan dalam pelatihan dan pendampingan.
SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi): dengan mendukung UMK agar lebih produktif dan kompetitif.
SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan): tercermin dari sinergi antara mahasiswa, universitas, KPPU, dan masyarakat.
Dengan berakhirnya rangkaian Peduli UMK Vol.2 pada 8 Agustus 2025, diharapkan program ini dapat meninggalkan warisan yang berkelanjutan. Pelaku UMK di Surabaya tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga motivasi untuk terus berkembang di tengah persaingan pasar yang semakin dinamis.
Sementara itu, bagi mahasiswa FEB UNAIR, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa ilmu yang dipelajari dapat memberikan dampak langsung bagi masyarakat. Kolaborasi dengan KPPU juga mempertegas pentingnya peran regulator dalam menciptakan iklim usaha yang sehat dan berkeadilan.
Secara keseluruhan, program Peduli UMK Vol.2 bukan hanya sebatas kegiatan pengabdian masyarakat, tetapi sebuah gerakan kolaboratif yang mampu memperkuat ekosistem UMK, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi lokal Surabaya. Sinergi antara akademisi, regulator, dan masyarakat ini diharapkan dapat terus berlanjut pada program-program berikutnya demi tercapainya UMK yang lebih mandiri, inovatif, dan berdaya saing.