BERITA

PEDULI UMK VOL. 2: NAIK KELAS BERSAMA, UMK TANGGUH, DAN GENERASI MUDA YANG CERDAS

PEDULI UMK VOL. 2: NAIK KELAS BERSAMA, UMK TANGGUH, DAN GENERASI MUDA YANG CERDAS

Program Pengabdian Masyarakat “Peduli UMK Vol. 2” kembali digelar dengan memberikan pendampingan intensif kepada 15 usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Surabaya terkhusus di daerah Gubeng dan Tambaksari. Kegiatan ini berlangsung dari Sabtu (12/7/2025) hingga Jumat (18/7/2025), diinisiasi oleh tim Sahabat UMK Surabaya dari Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga bekerja sama dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Kegiatan tersebut menghadirkan pembekalan berupa edukasi persaingan usaha sehat, pelatihan manajerial, hingga pemanfaatan teknologi digital seperti penggunaan QRIS dan strategi pemasaran media sosial.

Misi Pemberdayaan UMK di Surabaya
Pelaksanaan Peduli UMK Vol.2 berlokasi di Kota Surabaya, khususnya di daerah Gubeng dan Tambaksari. Wilayah tersebut dipilih karena memiliki potensi besar di sektor UMK, tetapi masih menghadapi tantangan pengelolaan usaha dan minimnya pemahaman regulasi persaingan usaha di era digital ini.

Lima mahasiswa Jurusan Akuntansi angkatan 2023 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR), yaitu Ester Meralda, Putri Ekklesia, Azkiyah Haryunita, Frederica Emmanuela, dan Melysa Kartika, membentuk sebuah tim bernama Sahabat UMK yang berfokus pada pendampingan pelaku usaha mikro dan kecil. Kegiatan ini berlangsung di bawah arahan Ibu Damara Ardelia selaku dosen pembimbing lapangan. Melalui program ini, mereka mendorong UMK untuk lebih adaptif dengan perkembangan digital, baik dalam aspek pemasaran maupun pengelolaan keuangan.

Proses Pendampingan: Identifikasi Kebutuhan hingga Digitalisasi
Tahap awal pendampingan dimulai dengan survei dan wawancara untuk memetakan permasalahan serta kebutuhan masing-masing UMK. Melalui diskusi intensif bersama pelaku usaha, tim Sahabat UMK Surabaya merumuskan prioritas solusi yang paling relevan. Setiap mahasiswa kemudian bertanggung jawab menerapkan satu solusi nyata sesuai permasalahan yang dihadapi mitra UMK.

Dari hasil survei dan wawancara terhaap permasalahan UMK yang didampingi, berbagai UMK yang didampingi memiliki tantangan masing-masing, yakni:

  1. UMK Bebek Goreng Pak Ismail mengalami kesulitan karena belum memiliki sarana pembayaran digital sehingga transaksi hanya terbatas secara tunai. Solusinya, tim membantu membuatkan QRIS agar transaksi lebih praktis dan sesuai tren cashless.
  2. Selanjutnya, UMK H&H, Pastel Krezz, Warung Lesehan Mbak Yu, Bebek Goreng Pak Syarifuddin, Es Degan Bu Candra, Es Bu Mustiani, dan Warung Makan Bu Itus Tambaksari menghadapi kendala dalam promosi usaha yang kurang menarik akibat belum adanya media visual. Oleh sebab itu, setiap mahasiswa merancang tujuh banner usaha yang dibuat secara profesional dan menarik untuk menjadi sarana promosi.
  3. Di sisi lain, Warung Nik Nung dan Warung Bu Wiwik belum memiliki identitas usaha yang jelas sehingga branding sulit dikenali. Maka dari itu, penyelesaiana yang dilakukan adalah dengan membuat logo dan label produk, sehingga usaha mereka memiliki identitas yang kuat.
  4. Terakhir, Zaman Food menghadapi kesulitan pada usahanya yang sulit dicari oleh pelanggan secara online. Untuk mengatasinya, mahasiswa membantu menambahkan usahanya ke Google Maps, sehingga lebih mudah diakses oleh konsumen.

Akan tetapi, seluruh UMK tersebut juga memiliki keterbatasan pada pengetahuan pemasaran digital. Oleh sebab itu, para mahasiwa mengajari cara pembuatan konten promosi di media sosial, serta melakukan penyusunan buku panduan praktis yang berisi informasi penting, seperti langkah pembuatan QRIS, pengurusan izin usaha, sertifikasi halal, dan pencatatan laporan keuangan sederhana. Dengan demikian, para pelaku UMK dapat lebih mandiri dalam melakukan pengembangan usaha mereka.

Dari langkah tersebut, berbagai capaian nyata berhasil diwujudkan. Salah satunya adalah membantu usaha Bebek Goreng Pak Ismail memiliki QRIS sebagai sarana transaksi digital. Selain itu, tim juga mendesain 7 banner usaha pada UMK H&H, Pastel Krezz, Warung Lesehan Mbak Yu, Bebek Goreng Pak Syarifuddin, Es Degan Bu Candra, Es Bu Mustiani dan Warung Makan Bu Itus Tambaksari. Kemudian, tim juga membuat 2 logo usaha beserta label produk pada UMK Warung Nik Nung dan Warung Bu Wiwik. Lalu, tim juga menambahkan usaha ke Google Maps agar lebih mudah ditemukan pelanggan pada UMK Zaman Food. Tidak berhenti disana, setiap UMK juga dilengkapi dengan pembuatan konten promosi di media sosial untuk memperluas jangkauan pemasaran.

Sebagai bentuk keberlanjutan, tim menyusun buku panduan praktis yang memuat beragam informasi penting, mulai dari tantangan dan peluang UMK, langkah-langkah pembuatan QRIS, pengurusan izin usaha, sertifikasi halal, hingga pencatatan laporan keuangan sederhana. Disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami, panduan ini diharapkan dapat langsung diterapkan oleh para pelaku UMK dalam mengembangkan usaha mereka.

Edukasi untuk Generasi Muda
Selain menyasar pelaku UMK, Sahabat UMK juga mengedukasi pelajar SMA Negeri 2 Surabaya mengenai etika berwirausaha dan pentingnya persaingan usaha yang sehat. Materi yang dibawakan meliputi pengenalan peluang dan tantangan persaingan usaha, cara membangun usaha dengan branding yang kuat dan adanya digitalisasi usaha di era saat ini. Langkah ini dinilai strategis untuk membentuk kesadaran regulasi dan nilai kewirausahaan sejak usia sekolah, sehingga kelak para pelajar ini dapat menjadi wirausahawan yang beretika dan inovatif.

Dampak Nyata bagi Pelaku UMK dan Mahasiswa
Program “Peduli UMK Vol. 2” oleh Sahabat UMK Surabaya berhasil meningkatkan kapasitas pelaku usaha melalui solusi praktis seperti QRIS, branding, promosi digital, dan pencatatan keuangan sederhana. Pelaku UMK kini lebih siap bersaing, memiliki panduan berkelanjutan, serta memperluas jangkauan pasar. Selain itu, kegiatan ini juga memperkuat kolaborasi antar pihak dan mendukung pencapaian SDGs di bidang pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

SDGs sebagai Arah Program
Mahasiswa FEB UNAIR tidak hanya fokus pada pendampingan UMK, tetapi juga mengadakan sosialisasi SMAN 2 Surabaya. Melalui kegiatan ini, mereka sekaligus memperkenalkan FEB UNAIR serta menanamkan terkait persaingan usaha yang sehat sesuai arahan KPPU. Dengan demikian, program ini tidak hanya menjadi wujud nyata pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, tetapi juga selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 1 (Tanpa Kemiskinan), SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).