BERITA

DARI SURABAYA KE SUMEDANG: MAHASISWA FEB UNAIR DAN KPPU BANTU UMK SUMEDANG NAIK KELAS

DARI SURABAYA KE SUMEDANG: MAHASISWA FEB UNAIR DAN KPPU BANTU UMK SUMEDANG NAIK KELAS

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga bersama Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sukses melaksanakan program kampus berdampak Peduli UMK Volume 2, mulai Bulan Juli hingga Agustus 2025. Program ini mengajak mahasiswa terjun langsung mendampingi para pelaku usaha. Pendampingan ini bertujuan membantu pelaku usaha menjadi naik kelas dan mampu meningkatkan bisnis secara modern, profesional, dan berdaya saing.

Salah satu tim melaksanakan pendampingan di Kampung Toga, Sumedang. Tim terdiri dari Lilyasari Dwi Septa Utama (Manajemen-2024) sebagai ketua dan Alfia Rahmayanti (Ilmu Ekonomi-2024) sebagai anggota. Mereka mendampingi enam UMK, yaitu Warung Jajan, Sempol Ayam Mirasa, Bihun Telur Gulung, Cilung, Susu Murni, dan Batagor Siomay. Sebelum program, sebagian besar UMK masih menjalankan usaha sederhana tanpa branding, promosi minim, alat produksi yang sudah usang, serta pencatatan keuangan yang belum rapi, sehingga perlu didorong agar naik kelas.

Tahap awal pendampingan dimulai dengan observasi dan wawancara langsung bersama pelaku UMK. Tim mengidentifikasi masalah yang mencakup minimnya media promosi, belum adanya spanduk atau kemasan, alat produksi yang kurang higienis, dan tidak adanya pencatatan keuangan harian. Hasil temuan ini menjadi dasar penyusunan rencana aksi yang dirancang khusus untuk membantu UMK Naik Kelas sesuai kebutuhan masing-masing usaha.

Langkah yang dilakukan meliputi pembuatan akun media sosial, desain dan pemasangan spanduk baru, pembuatan QRIS, pencetakan daftar menu, serta penggantian peralatan produksi yang usang. Selain itu, untuk usaha minuman seperti Susu Murni, dibuat stiker kemasan vinyl anti air, sedangkan untuk makanan seperti Sempol Ayam Mirasa disediakan wadah mika yang lebih rapi. Semua pembaruan ini bertujuan agar UMK tampil lebih profesional dan naik kelas di mata konsumen.

Pelaku UMK juga diminta mengisi pre-test dari KPPU untuk mengukur pemahaman mereka terkait UU No. 5 Tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli, prinsip kemitraan sehat, hingga kendala yang dihadapi dalam usaha. Data dari pre-test ini membantu KPPU mengetahui sejauh mana pengetahuan pelaku usaha dan menentukan materi yang tepat untuk sosialisasi. Kegiatan ini sekaligus menjadi langkah awal bagi pelaku UMK untuk memahami pentingnya persaingan usaha sehat dalam proses naik kelas.

Tim juga memberikan edukasi tentang pencatatan keuangan harian yang sederhana tetapi efektif. Setiap UMK menerima buku catatan keuangan berisi tabel untuk mencatat tanggal, keterangan transaksi, pemasukan, pengeluaran usaha, pengeluaran pribadi, penarikan keuntungan, dan saldo akhir. Dengan sistem ini, UMK dapat mengontrol arus kas, memisahkan keuangan pribadi dan usaha, serta merencanakan pengembangan bisnis agar terus naik kelas.

Tidak hanya pendampingan bisnis, tim melaksanakan sosialisasi di SMA IT Insan Sejahtera, yang diikuti oleh 130 siswa. Sosialisasi ini memperkenalkan KPPU, peranannya dalam menjaga persaingan usaha, dan mengenalkan FEB UNAIRsebagai kampus yang aktif berkontribusi untuk masyarakat. Langkah ini memberi inspirasi kepada generasi muda di Sumedang untuk kelak mengembangkan usaha sendiri dan naik kelas sejak dini.

Hasil program terlihat nyata. Gerobak dan kemasan UMK menjadi lebih menarik, proses produksi lebih higienis, pencatatan keuangan mulai berjalan, dan promosi online melalui Instagram sudah aktif dengan jumlah pengikut yang terus bertambah. Beberapa UMK kini sudah melayani pembayaran non-tunai melalui QRIS, sehingga jangkauan pasar mereka semakin luas dan usaha mereka benar-benar naik kelas.

Pelaku UMK mengaku puas dan terbantu oleh program ini. Mereka mengapresiasi upaya mahasiswa FEB UNAIR dan dukungan KPPU yang bukan hanya memberi solusi teknis, tetapi juga memotivasi mereka untuk terus berkembang. Ungkapan terima kasih mereka menjadi bukti bahwa pendampingan seperti ini efektif dalam mendorong UMK untuk naik kelas.

Program ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) yang mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing usaha melalui pendampingan UMK. Dampak positifnya dirasakan oleh semua pihak: UMK mendapatkan peningkatan kualitas usaha, mahasiswa memperoleh pengalaman lapangan berharga, masyarakat merasakan perputaran ekonomi lokal yang lebih baik, FEB UNAIR menguatkan perannya sebagai kampus berpengaruh, dan KPPU berhasil memperluas edukasi persaingan usaha sehat. Keberhasilan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi pemberdayaan UMK di seluruh Indonesia agar terus naik kelas dan berdaya saing global.