
Surakarta, Senin 11 Agustus 2025 – Sebagai wujud nyata kontribusi mahasiswa dalam memperkuat daya saing pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di era digital, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) melaksanakan program “Kampus Berdampak: Mahasiswa Peduli UMK Vol. 2”, berkolaborasi dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Wilayah IV. Program ini berlangsung selama bulan Juli hingga Agustus 2025 di wilayah Surakarta, diinisiasi oleh dua mahasiswa S1 Manajemen FEB Universitas Airlangga, Adiba Eliana dan Muhammad Farrel, dengan dukungan dosen pembimbing, Ibu Elsa Yustika Putri, S.M., M.SM.
Tidak hanya mendorong transformasi digital, program ini juga mengedepankan edukasi mengenai prinsip persaingan usaha yang sehat dan beretika, sehingga para pelaku UMK tidak hanya berkembang dari sisi teknologi, tetapi juga memahami aturan main yang adil dalam menghadapi kompetisi di pasar.
Kegiatan ini menyasar enam UMK lokal yang tersebar di Kecamatan Laweyan, Banjarsari, dan Kadipiro, dengan tantangan beragam mulai dari pengelolaan keuangan manual, promosi yang belum optimal, hingga metode pembayaran yang belum terintegrasi digital. Keenam UMK dampingan tersebut adalah Shakitchen, Seafood Lamongan Siang Malam, Batik RJM, Catering Mba Gimbul, Amore Donut, dan Kreiving.
Pendampingan dilakukan melalui rangkaian program yang dirancang secara strategis untuk memperkuat citra, profesionalisme, dan daya saing UMK di era digital. Program ini mencakup pengembangan akun Instagram bisnis lengkap dengan katalog produk yang menarik dan informatif, pengaturan WhatsApp Business sebagai kanal komunikasi resmi, penerapan sistem pembayaran digital berbasis QRIS untuk memudahkan transaksi, penyediaan template laporan keuangan sederhana yang praktis digunakan, penyusunan content planner media sosial yang terstruktur, pembuatan materi promosi visual berupa banner atau MMT, serta penyusunan booklet edukatif mengenai praktik persaingan usaha yang sehat. Seluruh bentuk pendampingan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan spesifik yang dihadapi masing-masing mitra UMK.
Manfaat program ini telah dirasakan secara nyata oleh para pelaku usaha. Shakitchen, Seafood Lamongan Siang Malam, dan Batik RJM kini telah mengadopsi sistem pembayaran QRIS, sekaligus menerapkan pencatatan transaksi digital yang lebih terstruktur. Catering Mba Gimbul juga mulai menggunakan pencatatan digital untuk mempermudah pengelolaan keuangan. Amore Donut dan Catering Mba Gimbul memperoleh media promosi baru berupa banner untuk meningkatkan visibilitas dan daya tarik usaha. Kreiving mulai menjalankan strategi promosi rutin dengan konten yang terencana. Peningkatan ini tidak hanya memperkuat operasional harian masing-masing UMK, tetapi juga membangun fondasi yang lebih solid untuk pertumbuhan jangka panjang.
“Pendampingan ini benar-benar membuka wawasan saya. Saya jadi paham pentingnya memisahkan keuangan pribadi dan usaha, serta bagaimana promosi bisa lebih efektif. Alat dan materi yang diberikan sangat membantu, dan hasilnya terasa,” ujar Bu Wahyuti, pemilik Catering Mba Gimbul.
Selain fokus pada UMK, Adiba dan Farrel juga menjalankan misi edukasi bagi generasi muda melalui kunjungan ke SMA Al-Azhar Syifa Budi Solo. Mereka memberikan sosialisasi mengenai FEB UNAIR kepada siswa kelas 12, mencakup jalur masuk, akreditasi, program studi, hingga fasilitas kampus. Kegiatan ini diharapkan memotivasi siswa dalam merencanakan pendidikan tinggi, sekaligus mengenalkan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga sebagai salah satu fakultas ekonomi terkemuka di Indonesia.
Menurut Adiba Eliana dan Muhammad Farrel, program ini bukan hanya berupa pelatihan singkat, tetapi juga dibarengi dengan pembekalan alat kerja yang dapat langsung diaplikasikan oleh UMK. Keduanya mengharapkan bahwa pelaku UMK tidak hanya memahami teori, tetapi juga merasakan manfaat nyata dari transformasi digital dalam aktivitas usaha sehari-hari.
Selaras dengan semangat tersebut, program ini turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 1 (Tanpa Kemiskinan) melalui peningkatan kemandirian ekonomi pelaku UMK, SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui transfer pengetahuan dan keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan, SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) melalui penguatan kapasitas dan keberlanjutan usaha, serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi lintas pihak antara mahasiswa, institusi pendidikan, KPPU dan pelaku UMK. Sinergi yang terbangun tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek berupa peningkatan keterampilan dan perluasan akses pasar, tetapi juga memperkuat fondasi bagi terciptanya ekosistem UMK yang adaptif, efisien, dan berkelanjutan.
Dengan pendekatan terencana, dukungan lapangan, dan kolaborasi lintas pihak, Adiba Eliana dan Muhammad Farrel membuktikan bahwa keterlibatan mahasiswa dapat menjadi katalis penting bagi transformasi digital UMK sekaligus menjadi jembatan edukasi bagi generasi muda. Melalui kombinasi strategi yang matang dan implementasi yang tepat sasaran, mereka berhasil mendorong pelaku UMK untuk lebih melek teknologi, meningkatkan daya saing, dan memperluas jangkauan pasar. Harapannya, model pendampingan ini tidak hanya menjadi praktik baik di tingkat lokal, tetapi juga dapat direplikasi di berbagai daerah, sehingga memperkuat ekosistem UMK yang adaptif, efisien, berdaya saing tinggi, dan berkelanjutan di tengah perkembangan era digital.