
Dr. Soekarwo menekankan pentingnya kebijakan stabilisasi ekonomi untuk menjaga daya tahan nasional. Dalam situasi global yang penuh ketidakpastian, Indonesia perlu mengedepankan keseimbangan antara kebijakan moneter dan fiskal. Menurutnya, kebijakan moneter yang tepat dapat mengontrol inflasi dan stabilitas harga, sementara kebijakan fiskal harus mampu merangsang perekonomian melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya beli masyarakat.
Di samping itu, beliau menyoroti peran penting UMKM yang merupakan tulang punggung ekonomi nasional. Meskipun UMKM berkontribusi besar pada Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap sebagian besar tenaga kerja, akses kredit untuk sektor ini masih rendah. Dr. Soekarwo mendorong adanya kebijakan yang memperluas akses permodalan dan pemasaran bagi UMKM, agar sektor ini mampu bertahan dan berkembang di tengah persaingan pasar global.
Hilirisasi industri juga menjadi perhatian utama dalam paparannya. Dengan menghentikan ekspor bahan mentah dan mengembangkan industri pengolahan di dalam negeri, seperti pembangunan smelter untuk nikel, Indonesia dapat menciptakan nilai tambah sekaligus menambah pendapatan negara. Hilirisasi ini diyakini mampu meningkatkan ketahanan ekonomi dan membuka peluang kerja baru bagi masyarakat.
Di era ekonomi digital dan gig economy yang semakin berkembang, Dr. Soekarwo juga mengingatkan pentingnya regulasi yang melindungi pekerja, khususnya dalam sektor ekonomi informal. Beliau menekankan bahwa kebijakan ekonomi stabil bukan hanya soal menjaga pertumbuhan, tetapi juga memastikan kesejahteraan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Kuliah umum ini memberikan wawasan komprehensif tentang strategi kebijakan yang diperlukan agar ekonomi Indonesia tetap tangguh menghadapi gejolak global.