
FEBNEWS— Proses, ketekunan, dan keberanian membaca pasar akhirnya berbuah manis. Tim Trivest FEB UNAIR berhasil meraih Juara II dalam ajang Brawijaya Stock Market Competition (BSMC) 2025, kompetisi Equity Research bergengsi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh KSPM FEB Universitas Brawijaya.
Capaian ini diraih setelah Tim Trivest bersaing dengan 56 tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, yang kemudian diseleksi ketat hingga menyisakan tujuh tim finalis terbaik. Babak final BSMC 2025 digelar secara luring pada (15/11/2025) bertempat FEB UB, setelah rangkaian seleksi daring sejak 10 September hingga 7 November 2025.
Tim Lintas Angkatan FEB UNAIR
Tim Trivest diperkuat oleh tiga mahasiswa FEB UNAIR lintas program studi dan angkatan: Adi Nugroho (S1 Manajemen 2023), Nurul Alfiandy (S1 Manajemen 2024), dan Hans Albert Imanuel Wijaya (S1 Akuntansi 2024). Ketiganya tampil di hadapan dewan juri yang merupakan praktisi dan analis pasar modal berpengalaman.
Panel juri terdiri dari Edgar Chrissan Dihardja, MSc, CFA, Investment Advisor Omaha Investments; Jason Wijaya, CFA, mantan Equity Research Analyst dan Fund Manager KISI Asset Management; serta Muhammad Dimar Alam, Managing Partner L9 Consulting dan dosen Universitas Brawijaya.
Belajar dari Jatuh Bangun
BSMC 2025 menjadi panggung pembuktian setelah perjalanan panjang sejak akhir 2024. Divisi Research Tim Trivest secara mandiri mendalami equity research, mulai dari analisis makroekonomi, industri, ESG, competitive positioning, hingga financial modelling dan valuasi.
Tak sedikit kegagalan yang mereka lalui, mulai tersingkir di tahap awal hingga gagal di babak final pada kompetisi sebelumnya. Namun justru dari proses itulah lahir kematangan analisis yang mengantarkan mereka meraih podium kedua di BSMC 2025.
“Bisa menembus tujuh besar dari 56 tim saja sudah bukan hal mudah. Juara dua ini menjadi katalis besar bagi kepercayaan diri kami untuk melangkah lebih jauh,” ungkap tim.
Dari Peringkat Tujuh ke Dua
Tim Trivest menganalisis BSDE (PT Bumi Serpong Damai Tbk) melalui pendekatan top-down analysis, sesuai emiten yang ditetapkan dalam guidebook kompetisi. Menariknya, equity research paper mereka sempat berada di peringkat terendah (7 dari 7) saat memasuki babak final.
Namun, performa presentasi menjadi titik balik. Dengan penyampaian tesis investasi yang solid dan jawaban argumentatif atas pertanyaan juri, Tim Trivest berhasil melonjak drastis ke peringkat dua.
Mandiri dan Berbasis Data
Seluruh proses pembelajaran dan pembiayaan kompetisi dijalani secara mandiri, tanpa dosen pembimbing maupun dukungan pendanaan internal. Data penelitian diperoleh dari sumber resmi perusahaan, Bursa Efek Indonesia, serta Bloomberg Terminal di Perpustakaan Kampus B UNAIR, guna menjaga validitas dan kedalaman analisis.
Meski menghadapi keterbatasan sumber belajar internal, tim justru menjadikan kemandirian sebagai kekuatan untuk membangun metodologi riset yang terus disempurnakan dari satu kompetisi ke kompetisi berikutnya.
Menatap Industri Profesional
Ke depan, Tim Trivest berharap riset yang mereka susun tidak hanya berhenti sebagai karya kompetisi, tetapi juga menjadi referensi literasi pasar modal, khususnya di sektor properti dan real estat. Mereka berkomitmen terus mengembangkan metodologi equity research sebagai bekal memasuki industri finance and investment secara profesional.