

(FEB NEWS) Surabaya, Kamis 09 Oktober 2025 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) bekerja sama dengan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia melalui Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi UMi YouthPreneur 2025, Kamis (9/10/2025), di Aula Fadjar Notonegoro FEB UNAIR.
Sebelum acara utama dimulai, pada pagi harinya telah dilaksanakan kurasi bisnis oleh tim Pusat Investasi Pemerintah (PIP) yang diwakili oleh Bapak Prasetya Arif, Staf Divisi Kerja Sama Pendanaan, dan Bapak Mochamad Sopian, Konsultan Pemberdayaan.
Kegiatan ini melibatkan 30 jenis usaha rintisan mahasiswa FEB UNAIR, yang dikurasi untuk mengenali potensi dan tantangan bisnis yang dijalankan oleh para wirausahawan muda kampus. Kurasi tersebut menjadi bagian penting dalam rangkaian UMi YouthPreneur 2025 untuk memetakan ide dan usaha potensial yang dapat dikembangkan lebih lanjut melalui pendampingan dan pembiayaan.
Kegiatan sosialisasi di siang hari dihadiri oleh pimpinan dan pengelola FEB UNAIR, perwakilan Kanwil DJPb Provinsi Jawa Timur, dan tim Pusat Investasi Pemerintah, serta puluhan mahasiswa dari berbagai program studi yang antusias mengikuti jalannya acara.
Acara dibuka dengan sambutan oleh Wakil Dekan III FEB UNAIR, Dr. Novrys Suhardianto, S.E., M.SA., Ak., Ph.D., yang menyampaikan apresiasi kepada DJPb dan PIP atas kolaborasi dalam mendorong mahasiswa FEB UNAIR untuk mengembangkan potensi melalui jalur kewirausahaan.
“Kami sangat berterima kasih kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Pusat Investasi Pemerintah yang telah memfasilitasi mahasiswa-mahasiswa kami untuk mengorbit lebih jauh melalui jalur wirausaha,” ungkapnya.
Beliau menegaskan bahwa berwirausaha bukan sekadar mencari uang, tetapi memberi kehidupan dan dampak nyata bagi masyarakat. Dalam sambutannya, beliau juga menyoroti bahwa keterlibatan DJPb dan PIP merepresentasikan kehadiran pemerintah yang aktif mendukung ide dan kebutuhan mahasiswa.
“Pemerintah hadir memberikan dukungan, mendengarkan ide, memberikan saran, dan melakukan profiling kebutuhan mahasiswa. Insyaallah semua akan menemukan jalan menuju kesuksesan,” tambahnya.
Ia menutup sambutan dengan harapan agar kegiatan ini menjadi proyek percontohan kerja sama yang positif dan berkelanjutan antara FEB UNAIR dan Kementerian Keuangan.
Sesi berikutnya diisi oleh Bapak Saiful Islam, Kepala Kanwil DJPb Provinsi Jawa Timur, yang memaparkan peran Kementerian Keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui sinergi kebijakan fiskal dan pemberdayaan ekonomi daerah. Ia menjelaskan struktur kelembagaan, fungsi Pusat Investasi Pemerintah sebagai Badan Layanan Umum (BLU) di bawah DJPb, serta misi PIP dalam mengelola dana sebesar 10 triliun rupiah untuk pembiayaan sektor produktif.
Dalam penjelasannya, beliau menekankan pentingnya ekosistem kewirausahaan yang melibatkan pemerintah, perguruan tinggi, dan mahasiswa. Sinergi ini bertujuan mendukung lahirnya semangat kewirausahaan agar para mahasiswa dapat menjadi pelaku usaha yang memperbesar kue perekonomian nasional,” ujarnya.
Beliau menutup sambutannya dengan pesan inspiratif bahwa masa depan ekonomi Indonesia berada di tangan generasi muda yang kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Sosialisasi utama disampaikan oleh Prasetya Arif, Staf Divisi Kerjasama Pendanaan PIP.
Dalam pemaparannya, ia menjelaskan secara rinci tentang program UMi YouthPreneur 2025 sebagai ajang bergengsi yang membuka peluang bagi mahasiswa dan wirausaha muda untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi kerakyatan.
Program ini bertujuan menjaring generasi muda untuk ikut serta dalam dunia kewirausahaan dengan mindset baru bahwa menjadi pengusaha adalah profesi formal yang setara dengan pekerjaan lain. “Kami ingin wirausaha tidak lagi dipandang sebagai pekerjaan alternatif, tetapi sebagai pilihan karier yang profesional dan berdampak,” jelasnya.
Dalam sesi sosialisasi, Prasetya juga menjelaskan lima kondisi yang menyebabkan pelaku usaha ultra mikro (UMi) sulit mengakses pembiayaan formal, seperti belum memiliki legalitas usaha, pencatatan keuangan yang belum memadai, lokasi usaha yang berpindah-pindah, variasi produk yang tidak konsisten, serta belum adanya tenaga kerja dengan skema formal. Melalui program ini, PIP berupaya menjembatani kendala tersebut dengan memberikan pendampingan, pelatihan, dan akses pembiayaan yang inklusif.
Program UMi YouthPreneur 2025 terdiri atas empat klaster bidang usaha—makanan dan minuman, kriya, sosial lingkungan, serta fashion—dan terbuka bagi dua kategori peserta, yaitu mahasiswa dengan ide bisnis dan pelaku usaha muda dengan bisnis yang telah berjalan maksimal dua tahun. Pendaftaran program diperpanjang hingga 10 Oktober 2025 untuk memberikan kesempatan lebih luas bagi mahasiswa.
Peserta yang lolos tahap awal akan mengikuti serangkaian proses seleksi, mulai dari Venture Journey, pembekalan online, pitching, hingga bootcamp dan business matching yang direncanakan berlangsung di berbagai wilayah Indonesia. Para pemenang nantinya akan mendapatkan dukungan usaha dari PIP berupa bantuan peralatan, pendampingan inkubasi bisnis, serta kesempatan promosi di ajang nasional seperti Inacraft.
“Kami tidak ingin peserta hanya menjadi ahli kompetisi. Kami ingin mereka menciptakan lapangan kerja dan menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tegas Prasetya Arif.
Sesi sosialisasi juga berlangsung interaktif melalui tanya jawab dengan peserta yang menanyakan aspek penilaian, proses mentoring, dan mekanisme pelaporan bagi penerima bantuan. Prasetya menjelaskan bahwa penilaian dilakukan berdasarkan kedalaman ide bisnis dan dampaknya terhadap masyarakat, sementara pendampingan pasca-kompetisi akan difasilitasi langsung oleh inkubator bisnis.
Kegiatan ditutup dengan kuis interaktif dan sesi pendaftaran peserta baru UMi YouthPreneur 2025, yang disambut antusias oleh mahasiswa FEB UNAIR. Melalui kegiatan ini, FEB UNAIR memperkuat komitmennya dalam membangun budaya kewirausahaan di lingkungan akademik serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi).