(FEB NEWS) Surabaya, Jumat 12 September 2025 Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Pada Rabu, 3 September 2025, tim mahasiswa UNAIR resmi diumumkan sebagai pemenang dalam ajang Chemical Industrial Downstream Challenge (CIDC) 2025 yang diselenggarakan oleh PT Petrokimia Gresik. Mereka berhasil meraih dua penghargaan sekaligus, yakni Juara 1 (Gold Winner) melalui inovasi pupuk berbahan dasar gypsum bernama SynBio, serta Juara 3 (Bronze Winner) dengan inovasi bata ramah lingkungan EcoGypcrete.
Kompetisi CIDC 2025 sendiri telah berlangsung sejak Selasa, 15 Juli 2025 dengan format hybrid. Seluruh tahapan, mulai dari registrasi hingga sesi klarifikasi mendalam, dilaksanakan secara daring. Sementara itu, sesi Awarding Winner diselenggarakan secara luring di Gedung Departemen Manajemen Transformasi Bisnis PT Petrokimia Gresik, Gresik, pada 3 September 2025.
CIDC 2025 diikuti oleh 168 tim dari berbagai universitas dunia, termasuk Korea Selatan, Australia, Iran, Taiwan, Irlandia, serta Indonesia. Kompetisi ini menghadirkan dewan juri yang terdiri dari pimpinan PT Petrokimia Gresik, akademisi, serta praktisi internasional dari negara seperti India dan Australia. Dalam ajang bergengsi ini, tim mahasiswa UNAIR yang beranggotakan Ir. Deny Aditya Pratama, S.T. (Magister Manajemen, FEB UNAIR) dan Muhammad Taufiq Hidayat (S1 Ilmu Ekonomi, FEB UNAIR) berhasil menorehkan prestasi luar biasa.
Proses kompetisi berlangsung melalui tahapan yang panjang dan ketat, mulai dari penyusunan Executive Summary, proposal bisnis, pitch deck, presentasi, hingga sesi klarifikasi mendalam. Dalam ajang ini, Tim UNAIR mengangkat isu pemanfaatan limbah gypsum dari PT Petrokimia Gresik yang jumlahnya mencapai 1,9 juta ton per tahun. Melalui ide kreatif dan inovatif, mereka menciptakan SynBio Plant, yaitu pupuk modular berbasis fermentasi CO₂, gypsum carrier, dan ammonia enhancer dengan kapasitas produksi 30.000 ton per tahun. Inovasi ini kemudian berhasil mengantarkan tim UNAIR sebagai Gold Winner – Postgraduate Category.
Selain itu, karya kedua berjudul EcoGypcrete juga berhasil meraih penghargaan Bronze Winner – Postgraduate Category. Inovasi ini menghadirkan bata ringan berbahan dasar gypsum murni yang ramah lingkungan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan menuju target Net Zero Emission 2060.
Pencapaian ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi FEB UNAIR, tetapi juga sejalan dengan visi universitas untuk mencetak lulusan unggul yang mampu berdaya saing global. Kompetisi ini menjadi pengalaman berharga karena menggabungkan aspek teknikal, ekonomi, industri, serta konsep inovasi bisnis berkelanjutan. Bahkan, gagasan yang diusung tim UNAIR mendapat apresiasi tinggi karena dinilai tidak hanya inovatif, tetapi juga aplikatif, hingga masuk dalam tahap trial persiapan scale-up oleh PT Petrokimia Gresik.
Ke depan, tim berharap inovasi SynBio dan EcoGypcrete dapat diimplementasikan bersama PT Petrokimia Gresik dan berbagai pihak terkait sebagai bagian dari roadmap hilirisasi industri kimia nasional. Lebih jauh, kedua inovasi ini juga berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 9, 11, 12, dan 13, khususnya terkait industri, inovasi, pembangunan berkelanjutan, serta penanganan perubahan iklim.