
Surabaya, Kamis 07 Agustus 2025 – Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) kembali menunjukkan aksi nyata dalam mendukung penguatan ekonomi kerakyatan. Melalui Program Peduli Usaha Mikro Kecil (UMK) Pemberdayaan Masyarakat Vol. 2, tim mahasiswa FEB UNAIR berkolaborasi dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil IV untuk memberikan pendampingan intensif kepada 12 UMK di Surabaya. Program ini berlangsung sejak 7 Juli hingga 8 Agustus 2025, dengan tujuan menjembatani kesenjangan digital dan meningkatkan daya saing usaha melalui strategi pemasaran digital.
Tim mahasiswa yang terlibat terdiri dari Muhammad Abrar Hakim, Adzriel Shafaa’ Nur Yusuf, dan Muhammad Naufal Fathurrizqi dari Program Studi S1 Manajemen angkatan 2023, serta Rozan Hanifah Alde dari Program Studi S1 Ilmu Ekonomi angkatan 2023. Seluruh kegiatan didampingi oleh dosen pembimbing, Nabilah Ratnaduhita F., S.M., M.S.M.
Inisiatif ini lahir dari kepedulian terhadap tantangan mendasar yang dihadapi UMK di Surabaya. Meski berkontribusi lebih dari 61% terhadap PDB nasional dan menjadi sektor penting di kota metropolitan, banyak pelaku usaha masih terkendala literasi teknologi yang rendah. Kondisi ini menimbulkan kesenjangan digital yang menghambat potensi pertumbuhan. Melalui program ini, para pelaku UMK dibekali keterampilan praktis untuk memanfaatkan teknologi digital secara efektif, sekaligus menjadi wujud sinergi strategis antara akademisi dan lembaga pemerintah demi memberi dampak nyata bagi perekonomian lokal.
Pendampingan diberikan secara spesifik sesuai kebutuhan masing-masing UMK yang tersebar di Gubeng, Sukolilo, dan Wonokromo. Misalnya, Mie Jebew dan Wonton, Mie Bonek, Warung Barokah Sih, Masakan Mama, dan Pondok Kelapa mendapatkan pelatihan pemanfaatan media sosial, sementara Warung Prima Ibu Sulicha dan Masakan Mama difasilitasi pendaftaran di platform GoFood untuk memperluas pasar. Blen Coffee dan Wejangan Emak memperoleh edukasi pembuatan laporan stok inventori sederhana untuk mengontrol arus barang. Otak-otak, Cireng, dan Tahu mendapat dukungan pembuatan banner usaha baru, sedangkan Batagor, Siomay, dan Dimsum; Pisang Meler Airlangga 2; serta Mie Ayam Mas Rindu difasilitasi pendaftaran dan pencetakan QRIS guna modernisasi sistem transaksi.
Program ini menargetkan peningkatan penjualan rata-rata sebesar 20–30% dan minimal 70% UMK sasaran, mulai aktif memanfaatkan platform digital. Pendanaan berasal dari biaya mandiri mahasiswa, mencerminkan komitmen tinggi terhadap kemajuan ekonomi masyarakat. Selain mendorong pertumbuhan pendapatan (SDG 1 – Tanpa Kemiskinan dan SDG 8 – Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), kegiatan ini juga berkontribusi pada SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui pelatihan praktis, serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi antara universitas, pemerintah, dan masyarakat.
Bagi mahasiswa pelaksana, program ini menjadi laboratorium lapangan yang memperkaya pengalaman akademik. Mahasiswa Manajemen dapat langsung mengaplikasikan teori pemasaran, manajemen operasional, dan branding, sementara mahasiswa Ilmu Ekonomi mendapat wawasan tentang dinamika ekonomi mikro dan dampak intervensi terhadap struktur pasar lokal. Kolaborasi FEB UNAIR dan KPPU ini membuktikan bahwa sinergi antara dunia akademik dan lembaga pemerintah mampu menciptakan solusi konkret untuk meningkatkan daya saing UMK sekaligus membentuk lulusan yang unggul dan berempati terhadap pembangunan ekonomi bangsa.