
(Kisah Inspiratif) Surabaya – Menjadi mahasiswa berprestasi dan menyelesaikan studi dalam waktu 3,5 tahun dengan predikat cum laude di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR) bukanlah hal yang mudah. Widya Andika, wisudawan Program Studi Akuntansi angkatan 2021, membuktikan bahwa ketekunan dan manajemen waktu yang baik dapat membawanya meraih prestasi tersebut.
Perempuan asal Surabaya ini mengaku merasakan campuran perasaan bahagia dan sedih setelah resmi menyandang gelar sarjana.
“Senang sekali karena bisa lulus cepat dan cum laude, tapi juga sedih karena sudah tidak bisa merasakan belajar dan suasana kampus lagi,” tuturnya. Meski demikian, Widya menekankan pentingnya untuk terus belajar, meskipun sudah tidak lagi berada di bangku kuliah.
Mahasiswa Berprestasi FEB UNAIR
Selama kuliah, Widya aktif dalam berbagai kegiatan akademik maupun nonakademik, seperti organisasi, perlombaan, hingga perburuan beasiswa. Kuncinya terletak pada perencanaan yang terstruktur sejak awal masa perkuliahan.
“Semester 1 fokus adaptasi kuliah, semester 2–3 mulai bergabung dengan organisasi kampus, semester 4–5 aktif di organisasi berbasis internasional, dan semester 5 ke atas fokus mengikuti berbagai perlombaan,” jelasnya. Memasuki semester 6, Widya mulai membangun pengalaman di dunia profesional melalui program magang (internship) sekaligus mengikuti seleksi beasiswa.
Usaha kerasnya berbuah manis. Ia berhasil meraih dua beasiswa prestisius. Pertama, beasiswa dari Bank Indonesia melalui program GENBI (Generasi Baru Indonesia) pada semester 4. Kemudian pada semester 6, ia kembali terpilih sebagai penerima beasiswa Early Recruitment Program dari Bank Negara Indonesia (BNI), yang tidak hanya memberikan dukungan finansial, tetapi juga kesempatan langsung untuk menjadi Management Trainee setelah lulus.
Widya membagikan tips untuk lolos seleksi beasiswa bergengsi.
“Untuk beasiswa GENBI, buatlah motivation letter yang kuat dan lengkapi persyaratan inti seperti skor TOEFL di atas 450, IPK yang baik, serta dokumen lain yang dibutuhkan. Sedangkan untuk beasiswa ERP dari BNI, calon awardee perlu memperluas wawasan mengenai perbankan, karena nantinya akan ada dua tahap seleksi besar yang mencakup kurang lebih enam tahapan, yaitu seleksi beasiswa dan seleksi Management Trainee,” ungkapnya.
Menjuarai 30 Lomba Business Plan
Salah satu pencapaian terbesar Widya adalah keberhasilannya menjuarai lebih dari 30 kompetisi business plan selama masa kuliah. Namun, perjalanan menuju prestasi tersebut tidak selalu mulus.
“Awalnya aku juga nggak langsung menang. Tapi setelah evaluasi berkali-kali, aku akhirnya menemukan titik balik dan mulai mengikuti 3–5 lomba sekaligus dalam satu waktu. Dari situ aku mulai terbiasa dan menemukan trik untuk terus juara, meskipun harus presentasi sendirian,” kenangnya.
Pengalaman paling berkesan bagi Widya adalah saat mengikuti Lomba Business Plan Nasional di Universitas Diponegoro. Perlombaan tersebut mengasah kemampuan public speaking dan problem solving dalam menghadapi berbagai pertanyaan dari juri. Meskipun tidak menjadi juara utama, ia berhasil terpilih sebagai Best Speaker berkat performa yang memukau saat presentasi.
“Itu pengalaman yang sangat berkesan karena aku belajar mengelola rasa gugup, membangun kepercayaan diri, dan mengasah kemampuan problem solving di tengah kondisi yang tidak nyaman,” tambahnya.
Pesan untuk Mahasiswa
Menutup kisahnya, Widya berpesan kepada mahasiswa untuk tidak ragu mencoba berbagai kesempatan selama kuliah.
“Coba saja semua hal yang bisa dicoba. Fokus pada diri sendiri, jangan bandingkan dengan pencapaian orang lain, atur waktu dengan baik, dan buat rencana masa depan. Yang penting, jangan menyia-nyiakan waktu kuliah, karena 3,5 tahun itu bisa menentukan siapa kalian di masa depan,” pungkasnya.
Penulis: Siti Naura Rahadatul Aisy (E-Radio FEB UNAIR)